Kunjungan Kerja Dirjen Minerba ke PT Smelting dan PT Petrokimia Gresik
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Thamrin Sihite melakukan Kunjungan Kerja pada tanggal 26 Februari 2013 ke PT Smelting dan PT Petrokimia Gresik yang terletak di Gresik, Provinsi Jawa Timur. Dalam kunjungan kerja Dirjen Minerba didampingi Staf Khusus Menteri ESDM Thobrani Alwi, Sekretaris Ditjen Minerba Harya Adityawarman, dan Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Dede Suhendra. Selain dari Kementerian ESDM, turut hadir EVP PT Freeport Indonesia Sonny Kosasih, EVP PT Smelting Prihadi, Dirut PT Pupuk Indonesia Arifin Tasrif, serta Dirut PT Petrokimia Gresik Hidayat Nyakman. Pihak PT Smelting dan PT Petrokimia Gresik memaparkan kegiatan pengembangan dan operasi. Dalam pertemuan ini, Thamrin menjelaskan bahwa Undang-undang No 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba) mengamanatkan peningkatan nilai tambah mineral melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian mineral yang paling lambat dilaksanakan pada tahun 2014.
PT Smelting merupakan perusahaan peleburan dan pemurnian tembaga yang pertama dan sampai saat ini merupakan satu-satunya di Indonesia yang mulai berproduksi secara komersial tahun 1999. Bahan baku PT Smelting adalah konsentrat tembaga sebesar 1 juta ton/tahun yang berasal dari PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara. PT Smelting menghasilkan produk utama berupa katoda tembaga sebesar 300.000 ton/tahun. Katoda tembaga selanjutnya sebagian diekspor dan sebagian lagi dijual di dalam negeri sebagai bahan baku industri hilir yaitu untuk pembuatan kawat, kabel dan pipa. Selain katoda tembaga, PT Smelting menghasilkan beberapa produk samping yaitu: pertama lumpur anoda sebesar 1.800 ton/tahun yang selanjutnya diekspor untuk pengolahan dan pemurnian yang akan menghasilkan logam emas, perak, platina, dan paladium; kedua asam sulfat sebesar 1 juta ton/tahun yang selanjutnya digunakan untuk pabrik pupuk PT Petrokimia Gresik; ketiga terak tembaga sebesar 800.000 ton/tahun yang selanjutnya digunakan untuk pabrik semen dan beton; keempat gipsum sebesar 35.000 ton/tahun yang selanjutnya digunakan untuk pabrik semen; dan kelima tembaga telluride sebesar 30.000 ton/tahun.
Kapasitas peleburan dan pemurnian konsentrat tembaga di PT Smelting ini hanya sekitar 30% dari total produksi konsentrat tembaga yang dihasilkan PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara, sehingga 70% konsentrat tembaga diekspor. Dalam pertemuan ini disepakati untuk mendukung pembangunan smelter tembaga di dalam negeri sehingga seluruh konsentrat tembaga yang dihasilkan oleh pertambangan tembaga diolah dan dimurnikan di dalam negeri sesuai amanat UU Minerba.
Sumber: TIM (PS)