Waktu di Wilayah Indonesia Barat Saatnya Dimajukan Satu Jam

Waktu di Wilayah Indonesia Barat Saatnya Dimajukan Satu Jam

JAKARTA - Sebagian wilayah Indonesia yang sekarang berada dalam Waktu Indonesia bagian Barat (WIB), berpatokan pada Greenwich Mean Time (GMT) atau Universal Time Clock (UTC) + tujuh, sudah saatnya diubah dan dimajukan satu jam. Dengan perubahan ini, dengan filosofi mengoptimalkan sinar matahari, banyak manfaat yang diperoleh, baik secara ekonomi maupun politis.

Demikian sebagian kesimpulan dari seminar nasional bertema "Dampak Pembagian Wilayah Waktu di Indonesia terhadap Pola Konsumsi Enerji dan Kegiatan Perekonomian Indonesia", yang berlangsung di Jakarta, Rabu (8/6). Beberapa pembicara dalam seminar ini, yakni Mochamad Ashari (Kepala Jurusan Teknik Elektro ITS), A Sonny Nursutan Hotama (Lembaga Penelitian dan Pusat Pengembangan Ekonomi Manajemen Unair) dan Hermawan Kartajaya, berpendapat senada, Indonesia nantinya cukup dengan pengaturan waktu untuk dua wilayah, yakni UTC+8 dan UTC+9.

Dengan demikian, bagian wilayah yang saat ini berada pada pengaturan waktu WIB dan WITA disamakan, yakni UTC+8 dan untuk WIT tetap seperti sekarang, yakni UTC+9. Sebagian besar wilayah Indonesia yang nantinya menjadi UTC+8 memiliki waktu yang sama dengan Singapura, Malaysia dan Hongkong, di samping sebagian besar negara di ASEAN, Cina dan Taiwan.

Artinya, kata Mochamad Ashari, bisnis dan aktivitas ekonomi Indonesia memiliki ritme dan waktu yang sama dengan berbagai kota yang menjadi pusat bisnis di Asia itu. "Kalau kita start pasar bursanya sama, kalau ada pergerakan kan bisa segera mengikuti, kalau sekarang kan ketinggalan satu jam, kalau mau dipermainkan kan gampang saja," katanya.

Penghematan

Belum lagi manfaat dari sisi penghematan energi yang bisa menguntungkan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam jangka menengah dan jangka panjang. Dijelaskan Mochamad Ashari, dengan lebih maju satu jam, berarti waktu bangun rata-rata orang lebih cepat dan terjadi penghematan listrik di rumah karena segera beraktivitas di luar rumah. Demikian juga waktu tidur pada malam hari lebih cepat.

Alasan lain menggeser waktu dari yang ada sekarang, kata Sonny Nursutan, memang memanfaatkan secara maksimal sinar matahari, karena berada di wilayah tropis.

Dengan waktu siang yang lebih lama, diharapkan manusia Indonesia menjadi produktif karena banyaknya aktivitas yang bisa dilakukan. "Di negara tropis lainnya, di Asia, pemikiran memanfaatkan sinar matahari terus dilakukan," kata Sonny Nursutan.

Disebutkannya sebagai contoh, Singapura dan Malaysia dari sisi geografis sebenarnya berada di bagian yang sama dengan Indonesia bagian Barat, yakni berada di 93 derajat Bujur Timur hingga 115 derajat Bujur Timur. Namun kedua negara itu memiliki waktu lebih cepat satu jam.

sumber: