Pemerintah Setujui Produksi Batu Bara 6 Perusahaan
Pemerintah Setujui Produksi Batu Bara 6 Perusahaan
JAKARTA--MEDIA: Departemen ESDM, telah menyetujui rencana produksi 2008 dari enam perusahaan batu bara terbesar di Indonesia.
Keenam produsen batubara itu adalah PT Arutmin Indonesia, PT Adaro Indonesia, PT Berau Coal, PT Kideco Jaya Agung, PT Indominco Mandiri, dan PT Kaltim Prima Coal.
Direktur Mineral Batu Bara Ditjen Minerbapum MS Marpaung di Jakarta, Kamis (24/1), mengatakan total produksi dari enam produsen tersebut mencapai 147.882.204 ton.
"Kita baru selesaikan enam, yang lainnya belum dibahas," kata Marpaung.
Rinciannya, PT.Adaro Indonesia disetujui 38.000.000 ton, PT Berau Coal disetujui 14.134.600 ton, PT Kideco Jaya Agung disetujui 22.000.000 ton, PT Indominco Mandiri disetujui 11.167.470 ton, dan PT Kaltim Prima Coal disetuji 46.267.000 ton.
Berdasar data Ditjen Minerbapabum, produksi batu bara nasional tumbuh rata-rata 15% per tahun. Tahun 2006, total produksi batu bara mencapai 193 juta ton, yang diekspor sebesar 148 juta ton, dan sisanya 45 juta ton untuk kebutuhan domestik.
Tahun 2007, produksi batu bara meningkat hingga 205 juta ton, ekspor bertambah delapan juta ton menjadi 156 juta ton, namun kebutuhan domestik hanya naik empat juta ton, menjadi 49 juta ton.
Dari seluruh produksi itu, batu bara yang digunakan untuk listrik tahun 2006 baru mencapai 45 juta ton, tahun 2007 diperkirakan meningkat menjadi 79 juta ton. PLN membutuhkan dua jenis batu bara untuk menghidupkan PLTU, yaitu high rank coal dan low rank coal (di bawah 4.500 kalori).
Sejauh ini, konsumen batu bara domestik selain untuk listrik, sekitar 9%nya digunakan untuk produsen semen. Pada 2006, PT Kaltim Prima Coal, Adaro Indonesia, Kideco Jaya Agung, Arutmin Indonesia dan Berau Coal tercatat sebagai produsen batu bara terbesar di Indonesia. (Eva/OL-2)
sumber: