PDB 2005 diasumsikan tumbuh 5,50%

 

JAKARTA (Bisnis): Pemerintah menetapkan asumsi dasar pertumbuhan ekonomi (produk domestik bruto/ PDB) untu penyusunan RAPBN 2005 sebesar 5%-5,5%, ungkap menteri keuangan.

Sedangkan asumsi inflasi dalam RAPBN 2005 sebesar 5%, suku bunga (7%), kurs rupiah (Rp8.400-Rp8.750), harga minyak per barel (US$21-US$24), dan produksi minyak 1,1 juta barel per hari, jelas Menkeu Boediono.

"Pengajuan angka-angka dasar RAPBN 2005 mulai disampaikan ke DPR pada awal Mei. Jadwal di sidang kabinet saja belum," ujarnya dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Tingkat Nasional 2004 (Musrenbangnas) di Jakarta, kemarin.

Boediono menyebutkan asumsi dasar pertumbuhan ekonomi sangat penting untuk menentukan seberapa besar penerimaan pajak dan peningkatan tax ratio. Sedangkan penentuan inflasi, menurut dia, punya pengaruh terhadap penerimaan negara terhadap belanja negara.

Boediono menyebutkan penentuan tingkat suku bunga SBI sebesar 7% sebagai dasar perhitungan RAPBN akan menentukan berapa besar beban bunga yang harus dibayar pemerintah.

Asumsi itu disampaikan berkaitan dengan rencana pemerintah mempercepat pembahasan RAPBN 2005, yang me nurut rencana akan diajukan ke DPR 5 Mei (Bisnis, 20 April)

Boediono menyatakan asumsi tersebut merupakan dasar perhitungan APBN, bukan komitmen pemerintah.

Selain itu, pemerintah juga tidak akan menaikkan tarif lis-trik dan harga BBM pada 2005.

Dua masalah

Secara terpisah, Bank Dunia menilai pembahasan RAPBN 2005 akan menghadapi dua masalah utama yaitu implementasi UU Keuangan Negara (UUKN) dan pemilihan presiden/wapres secara langsung.

Bert Hofman, ekonom Bank Dunia, menuturkan pergelaran politik itu akan mempengaruhi proses pembahasan RAPBN 2005 karena UUKN menginginkan pemerintah menyerahkan prinsip kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro pada Mei 2004.

Kesepakatan akhir RAPBN 2005, tutur Hofman, diperkirakan akan tertunda karena pemikiran politik menginginkan agar keputusan yang dihasilkan mengakomodasi pandangan DPR dan pemerintahan baru.

Pada kesempatan yang sama Hofman mengatakan pencapaian target APBN 2004 mesti dicapai dengan kerja keras karena kekurangan pendapatan pada tahun lalu harus diselesaikan tahun ini

sumber: