Pasokan Batubara Sering Dipertanyakan: Sumberdaya Batubara Cukup Besar (4)

Potensi sumberdaya batubara cukup besar, saat ini sudah diketemukan sebesar lebih dari 90 miliar ton yang tersebar  terutama di Kalimantan dan Sumatera. Dari jumlah tersebut yang dapat diklasifikasi sebagai cadangan, artinya yang secara keekonomian sudah layak ditambang sebesar 18 miliar ton. Dengan asumsi produksi rata-rata 200 juta ton per tahun. Cadangan ini akan habis dalam jangka waktu 90 tahun. Bila upaya merobah sumberdaya menjadi cadangan berhasil rasio ini akan terus bertambah.

Dibandingkan dengan minyak bumi dan gas bumi, rasio ini paling besar, sebab rasio cadangan minyak bumi terhadap produksi saat ini kurang dari 15 tahun dan gas bumi sekitar 60 tahun. Tentu saja ini bisa juga berubah bila ditemukan cadangan baru.

Batubara Peringkat Rendah

Dalam pengembangan batubara, pemerintah mempunyai strategi utama untuk memanfaatkan seluruh jenis batubara yang ada. Indonesia mepunyai batubara subbituminus sampai bituminus yang masuk ke kelompok batubara uap cukup besar antara kisaran 30-40% dari total sumberdaya. Batubara jenis ini kebanyakan saat ini dikirim untuk kepentingan ekspor danlebihnya lagi batubara inipun rendah sulfur dan abu sehingga sangat bersaing dipasaran internasional. Sebagian industri di Indonesia seperti semen banyak juga yang menggunakan batubara jenis ini. Selanjutnya untuk batubara antrasit atau yang termasuk kokas hanya sedikit ditemukan di Indonesia. Batubara ini karena kebanyakan untuk ekspor maka dikenal dengan sebutan batubara kualitas ekspor.

Batubara peringkat rendah jumlahnya cukup besar, mungkin mencapai 40-50% dari total cadangan atau sumberdaya yang ada. Oleh karena batubara ini memiliki kandungan air yang cukup besar, dimana di beberapa lokasi kandungan airnya bisa mencapai 25% bahkan ada yang lebih dari itu,maka batubara ini memang tidak cocok untuk dikirim pada jarak jauh. Karena dengan kandungan ini, untuk satu ton batubara, maka kira-kira 25-30%an adalah air.Bayangkan.

Berdasarkan hal di atas, pemerintah lalu berupaya agar batubara ini dapat digunakan untuk kepentingan dalam negeri, misalnya untuk  pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara, terutama PLTU batubara mulut tambang. Bahkan untuk PLTU percepatan 10.000 MW juga dicanangkan dengan menggunakan batubara kualitas ini. Secara kebetulan sebaran batubara ini juga cukup merata di Indonesia.

Selain untuk PLTU batubara, batubara peringkat rendah juga bisa digunakan untuk kepentingan lain, misalnya untuk industri lainnya serta pencairan dan gasifikasi batubara.Di dalam Perpres no 5 tahun 2005 tentang Kebijakan Energi Nasional, pada tahun 2025 sumbangan BBM  kepada energi bauran nasional yang berasal dari pencairan batubara adalah 2%. Ini adalah sebuah angka yang cukup besar dan perlu dilakukan langkah-langkah terinci semenjak dini.

Selain itu denganmenggunakan teknologi peningkatan batubara kualitas rendah atau yang disebut dengan teknologi Upgrading Brown Coal (UBC),batubara peringkat rendah bisa diubah menjadi lebih bagus kualitasnya sehingga mendekati atau sama dengan batubara kualitas ekspor. Bertolak dari kenyataan di atas, maka berbagai upaya perlu terus dilakukan untuk menghilangkan berbagai permasalahan pada aspek pengusahaan batubara, yang pada akhirnya mampu memberikan sumbangan berarti bagi peningkatan investasi di bidang pertambangan batubara serta peningkatan kontribusi batubara pada bauran energi nasional.

Melalui Keppres 75 tahun 1996 tentang PKP2B sebenarnya telah disebutkan komitmen pemerintah untuk memberikan insentif atas upaya pengusahaan batubara peringkat rendah, dalam PP 45 tahun 2003 tentang tarif atas jenis PNBP juga disebutkan bahwa royalti batubara peringkat rendah yang dalam PP ini adalah lebih kecil dari 5100 kkal/kg  hanya sebesar 3% saja . Bandingkan dengan royalti pada peringkat diatasnya yang menurut PP ini adalah mencapai 5% untuk kalori antara 5100 sampai 6100 dan 75 untuk kalori di atas 6100.  

Dengan jumlah batubara seperti di atas, melalui kebijakan dan strategi yang tepat sebetulnya untuk jangka panjang Indonesia tidak perlu kuatir kekurangan energi. Sekalipun demikian juga perlu diingat bahwa dari sisi cadangan dunia, batubara Indonesia hanya sekitar 0,5% cadangan batubara dunia atau kira-kira hanya peringkat 15 saja. Sebagai gambaran Cina adalah peringkat pertama yang mempunyai cadangan batubara dan saat ini produksi Cina sudah jauh diatas satu miliar ton per tahun. Dari jumlah itu hampir seluruhnya untuk memenuhi kebutuhan domestik, bayangkan. (by Edpraso).

sumber: