Harga Emas Dunia Terus Melonjak
Kompas, 7 Januari 2004
Rekor harga emas tertinggi dalam 15 tahun ini masih erat berkaitan dengan jatuhnya nilai tukar dollar AS terutama terhadap euro. Melemahnya nilai dollar AS ini mempengaruhi harga saham. Di New York harga saham terutama milik perusahaan industri berteknologi tinggi meningkat cukup signifikan. Namun, hal ini tidak terjadi pada harga saham di Eropa dan Jepang, yang relatif turun seiring dengan melemahnya dollar AS.
Harga emas langsung melejit begitu bursa komoditas di London, memulai perdagangan hari Selasa. Harga emas yang pada hari sebelumnya berkisar pada 420,60 dollar AS per troy ons, langsung dibuka melejit di atas 425 dollar AS. Ini berarti sudah menembus rekor tertinggi sejak Februari tahun 1990 ketika Irak menduduki Kuwait.
Harga logam mulia yang kini mulai menjadi daya tarik investasi yang aman, dengan anjloknya dollar AS ini terus diburu investor. Kantor berita Reuters menulis, sampai dengan siang hari harga emas terus melejit menyentuh 427,50/428,25 dollar AS per troy ons (setara dengan 31,103 gram). Perkembangan harga emas di London ini mengikuti apa yang sebelumnya terjadi di New York dan Singapura.
Sebagaimana sudah diperkirakan pedagang dan analis, harga emas akan melonjak begitu bursa komoditas New York mulai terlibat hari Senin. Harga emas di New York sempat menyentuh 424,60 dollar AS per troy ons, rekor tertinggi sejak Februari 1990. Namun, untuk penyerahan bulan Februari, harga emas di New York sempat menyentuh 425,70 dollar AS, rekor tertinggi dalam 15 tahun ini. Aksi ambil untung membuat harga kembali ke tingkat 424,80 dollar AS.
"Alasan generik, yakni melemahnya dollar AS, terutama setelah komentar Ben Bernanke dari Federal Reserve," ujar analis Andy Smith dari Mitsui Bussan Commodities. "Ini merupakan lampu hijau bagi segala sesuatu yang dinilai dalam dollar AS," katanya.
Analis kembali menegaskan, harga emas bakal segera menyentuh 450 dollar AS per troy ons dalam tahun ini seiring dengan terus melemahnya dollar AS. Di Singapura kemarin, harga emas sempat menyentuh 427 dollar AS, tetapi kemudian kembali ke kisaran 423,75/ 424,50 dollar AS per troy ons. Di London hingga petang hari harga emas terpatok pada 428 dollar AS per troy ons.
Rekor terendah
Melemahnya nilai dollar AS tetap menjadi alasan kuat naiknya emas dan logam mulia lainnya, semisal platina. Dollar AS sendiri kemarin mencapai menembus level psikologi 1,27 per dollar AS di pasar valuta London. Pada permulaan perdagangan, dollar AS sudah ditawarkan 1,2762 per euro, rekor terendah selama ini. Sementara terhadap yen, dollar AS juga mencapai 106,19 yen, tingkat terendah dalam tiga tahun terakhir. Yen tidak menguat lebih jauh lagi karena investor tetap menahan diri khawatir kemungkinan langkah intervensi dari Bank of Japan, bank sentral Jepang.
Investor berpandangan, nilai dollar AS masih akan terus melemah berkenaan dengan suku bunga AS yang masih tetap rendah dan angka defisit perdagangan AS yang akan tetap membengkak. Ada yang menyebutkan nilai dollar AS bakal menembus 1,3 per euro pada akhir bulan Januari ini, dan mencapai 105 yen.
Perkembangan dollar AS ini membuat bursa saham terpengaruh. Saham dari industri berteknologi tinggi di New York melonjak pada hari Senin membuat Indeks Gabungan Nasdaq meningkat 2,03 persen atau 40,68 poin mencapai 2.047,36, tingkat tertinggi sejak 8 Januari 2002. Dow Jones juga meningkat 1,29 persen atau 134,22 poin menjadi 10.544,07, tertinggi sejak Maret 2002.
Melemahnya dollar AS membuat daya saing industri AS, khususnya industri teknologi meningkat. Sebaliknya, saham industri dengan orientasi ekspor dari Eropa dan Jepang mengalami penurunan. Euro dan yen yang semakin kuat memperberat daya saing mereka. Indeks Nikkei di bursa Tokyo kemarin melemah 0,1 persen pada 10.813,99 poin disebabkan aksi ambil untung.
"Pasar terlalu cepat meningkat sejak akhir tahun lalu dan tampaknya sudah overheated," ujar Yuta Watanabe, analis pasar dari Shinko Securities.(Reuters/AFP/ppg)