’Investor asing sambut baik SBY’
JAKARTA (Bisnis): Kalangan investor asing menyambut baik kemungkinan kemenangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai presiden Indonesia periode 2004-2009, di tengah penguatan harga saham, obligasi, dan rupiah.
Analis berpendapat penguatan itu disebabkan oleh ekspektasi SBY yang diterima pasar akan membentuk kabinet yang kompeten.
"Kami masih berpikiran positif tentang
Dia memperkirakan bakal ada masa bulan madu antara SBY dan investor sehingga obligasi
Sementara itu, Stephanie Lee, asisten manajer investasi pada Aberdeen Asset Management-yang berbasis di Singapura dan mengelola aset Asia, termasuk Jepang, senilai US$10 miliar-mengaku optimistis terhadap perkembangan di Indonesia pasca-pemilihan presiden putaran kedua, sehingga terus mencari perusahaan-perusahaan yang bernilai bagus.
Menurut dia,
Berkaitan dengan komposisi kabinet SBY-JK, Ketua Umum Kadin Indonesia Mohammad S. Hidayat menilai duet yang sejauh ini masih unggul dalam pemilu 20 September itu tidak mempunyai beban untuk membentuk kabinet dengan mengakomodasi kepentingan politik.
"Mereka [SBY-JK] naik karena popularitas dan menang mutlak. Jadi, saya pikir tidak banyak beban dalam mengakomodasi politik di kabinet mendatang dengan melirik orang-orang yang profesional dan kompeten di bidangnya," tuturnya kepada Bisnis kemarin.
Kadin
Dalam rekomendasi itu, lanjutnya, kriteria menteri yang diharapkan pengusaha adalah professional, selain dapat mewakili pemerintah dan dunia usaha bersaing dengan rekan sejawat di negara lain, terutama yang berhubungan dengan perdagangan dunia dalam kerangka WTO.
"Kabinet [terutama menteri-menteri ekonomi] yang probisnis adalah yang memahami kompetisi kita hingga
Hidayat mengharapkan dalam 100 hari pertama, pemerintah baru mampu memberikan sinyal positif antara lain jaminan stabilitas politik dan keamanan, penegakan hukum, pemberantasan penyelundupan, perbaikan regulasi di bidang ketenagakerjaan, dan perpajakan.
Ekonom UI Chatib Basri menambahkan tim ekonomi baru yang akan terbentuk seyogianya tidak mengulangi kesalahan pemerintahan sebelumnya yang tidak memaksimalkan momentum perbaikan ekonomi. "Yang paling penting SBY harus bisa memberikan sinyal dengan beberapa contoh kebijakan bahwa pemerintah serius."
Pendapat lain dikemukakan ekonom Indef Iman Sugema bahwa kabinet baru perlu lebih solid dan meningkatkan koordinasi di antara para menteri.
Pasalnya, menurut dia, penghambat kinerja kabinet Presiden Megawati Soekarnoputri adalah lemahnya koordinasi di antara para menteri, terutama di bidang ekonomi. "Misalnya soal impor paha ayam terjadi benturan antara Mentan Bungaran Saragih dan Menperindag Rini Soewandi. Masih banyak lagi contoh lemahnya koordinasi tersebut," tuturnya kepada Bisnis di Jakarta, kemarin.
Kondisi seperti itu, lanjutnya, membuat Menko Perekonomian Dorodjatun Kuntjoro-Jakti tidak dapat bekerja maksimal.
Kembangkan ekonomi
Dari Surabaya, Erlangga Satriagung, ketua Kadinda Jatim, menekankan siapa pun yang menjadi presiden jangan hanya bisa memerintah di balik singgasana kepresidenan tapi juga harus dapat membina dan mengembangkan perekonomian yang sudah lama terpuruk.
Jusuf Kalla, calon wapres SBY, menegaskan kabinet baru diumumkan pada 20 Oktober 2004 bersamaan dengan pelantikan presiden dan wapres baru.
"Kami akan mengumumkan kabinet yang dibentuk pada 20 September. Jadi, harap bersabar menunggu hingga waktunya tiba," ujarnya di sela-sela pertemuan maraton antara SBY dan para pimpinan parpol pendukungnya itu di kediamannya.
Hadir pada acara itu a.l. Yusril Ihza Mahendra (ketua umum PBB), Edi Sudrajat (ketua umum PKPI), Hidayat Nur Wahid (ketua umum PKS), dan Ketua Umum Partai Demokrat S. Budhisantoso.
Kalla mengungkapkan tidak tertutup kemungkinan menteri pada Kabinet Gotong Royong dimasukkan lagi dalam pemerintahan mendatang selama yang bersangkutan menjunjung tinggi profesionalisme dan memiliki kapabilitas.
Dalam rapat itu hadir pula mantan Sekjen DPP Golkar Rachmat Witoelar, mantan Panglima TNI Widodo A.S., dan ketua tim sukses SBY-JK M. Maroef. Mereka santer disebut-sebut sebagai calon menteri.
Untuk posisi Jaksa Agung, menurut kalangan pendukung SBY-JK, beredar sejumlah nama, yaitu Todung Mulya Lubis, Marsilam Simandjuntak, dan Loebby Lukman. SBY bahkan sempat melontarkan tawaran langsung kepada Mulya Lubis untuk menduduki jabatan Jaksa Agung dalam sebuah diskusi terbuka.
Ketua Partai Demokrat Sys N.S. mengakui kubu SBY-JK menerima banyak lobi untuk mengisi kabinet. "Kami mencoba positive thinking saja, toh kita masih harus tunggu keputusan KPU."
Dia memperkirakan derasnya lobi itu akan makin menguat seiring dengan penetapan hasil pilpres putaran kedua, penyelesaian sengketa di Mahkamah Konstitusi, dan pembahasan RUU Kementerian di DPR.
Menanggapi kemungkinan formasi kabinet, pengamat politik Fachry Ali mengatakan SBY sebaiknya mengambil inisiatif untuk bertemu Ketua Umum DPP Partai Golkar Akbar Tandjung karena partai itu menguasai mayoritas kursi di DPR.
Hal itu, menurut dia, merupakan sesuatu yang mungkin saja dilakukan dalam dunia politik praktis, meski Akbar sudah melarang fungsionaris Partai Golkar untuk duduk dalam kabinet SBY-JK.
"Saya mengharapkan sekali pertemuan itu bisa terjadi. Politik itu art of the possibility, termasuk untuk hal yang muskil sekali pun. SBY cerdas dan dia pasti mengetahui kemungkinan tersebut, sedangkan Akbar piawai membuka sebuah kemungkinan."
Secara terpisah Sukardi Rinakit, pengamat politik dari Sugeng Sarjadi Syndicated, mengatakan DPR akan menjadi ganjalan bagi pemerintahan SBY-JK untuk setiap kebijakan yang akan dibuat. Dia khawatir hal itu membuat posisi SBY lemah di legislatif sehingga dalam membuat kebijakan akan menjadi sulit.
Dalam perkembangan lain, Wakil Ketua Umum DPP PKB M. Mahfud M.D. mengungkapkan soal ajakan SBY kepada partainya untuk bergabung dalam kabinet mendatang.
sumber: