Subsektor Minerba Sumbang 52.1 Persen dari Total Realisasi PNBP Sektor ESDM 2024
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil
Lahadalia dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja 2024, di Kantor Kementerian
ESDM, Jakarta (3/2/2025) menyampaikan realisasi investasi sektor ESDM pada
tahun 2024 mencapai 32,3 miliar dolar AS atau sekitar 529,51 triliun rupiah.
Capaian tersebut sekaligus melanjutkan tren positif realisasi investasi sektor
ESDM yang terus meningkat pada dua tahun terakhir.
Perolehan investasi subsektor minerba pada 2024 sebesar 7,7
miliar dolar AS, naik tipis 2,5 miliar dolar AS dari tahun 2023 sebesar 7,5
miliar dolar AS.
“Tren realisasi investasi di migas tahun 2024 ini agak
sedikit naik, dari yang sebelumnya 14,9 miliar dolar AS, sekarang 17,5 miliar AS.
Artinya, kurang lebih sekitar hampir Rp40 triliun kenaikan dibandingkan dengan
2023,” ungkap Bahlil.
Secara rinci Bahlil menyebutkan, pada tahun 2024 subsektor migas
menyumbang realisasi investasi sebesar 17,5 miliar dolar AS, disusul subsektor minerba
7,7 miliar dolar AS. Kemudian subsektor listrik sebesar 5,3 dolar AS, dan
subsektor EBTKE sebesar 1,8 dolar AS.
Sementara itu realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
sektor ESDM pada 2024 melebihi target hingga 115 persen atau sebesar 269,6
triliun rupiah dari target.
“Target PNBP kita tahun 2024 sebesar Rp234,2 triliun, artinya
terjadi kenaikan yang cukup signifikan,” urai Bahlil.
Secara rinci, subsektor minerba menyumbang kontribusi terbesar,
52,1% total PNBP sektor ESDM, senilai 140,5 triliun. Subsektor migas menyusul
sebesar 110.9 triliun rupiah, kemudian EBTKE 2,8 triliun rupiah, dan sektor
lainnya sebesar 15,4 triliun rupiah.
Meski melebihi target tahunan, capaian realisasi PNBP sektor ESDM
tidak lebih besar dari capaian tahun 2023. Bahlil menengarai penurunan ini
terjadi karena harga komoditas mineral dan batubara global turun.
“Kita bersyukur sekalipun harga global komoditas khususnya mineral dan batubara lagi turun, tapi target kita PNBP dari sektor ini masih bisa tumbuh, yang tadinya ditargetkan Rp113 triliun, menjadi Rp140,5 triliun,” paparnya.
Sebelumnya diketahui bahwa konferensi pers ini diselenggarakan dalam rangka mengimplementasikan UU Keterbukaan Informasi Publik dan mewujudkan fungsi akuntabilitas. (dp)
sumber: HumasMinerba