GROUND BREAKING PABRIK PEMURNIAN FERRONIKEL
TUBAN, Sabtu 02 November 2013, Wakil Menteri ESDM menghadiri Ground Breaking Pabrik Pemurnian Ferro nikel yang dibangun oleh PT Multi Baja Industri (PT MBI), di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Hadir dalam acara ini Sesditjen Minerba, Dirjen EBTKE, Satya Yuda (Anggota DPR - Komisi VII), Bupati Tuban, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, BKPM dan Pejabat Kementerian ESDM lainnya.
Project Smelter Ferronikel PT MBI yang terletak di Desa Purworejo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Lahan yang terletak di pinggir Pantai Laut Jawa seluas 26 Ha ini merupakan bagian dari group perusahaan pertambangan nikel terintegrasi.
Pabrik yang direncanakan memiliki kapasitas 2 x 33 MVA dengan jumlah bijih nikel yang dibutuhkan sekitar 1.200.000 WMT untuk tahap I akan menghasilkan 110.000MT Feronikel dan 400.000 MT Slag yang mana bijih nikel di dapat dari IUP OP di wilayah Halmahera Selatan dan Sulawesi, pabrik ini membutuhkan tenaga listrik sebesar 120.000 MVA dari PLN dan 400.000 MT batubara yang berasal dari IUP OP di Kalimantan Selatan. Dalam sambutannya Bapak Wamen ESDM menekankan bahwa pengusaha yang berusaha membangun smelter sebelum tahun 2014 ini adalah pengusaha-pengusaha cerdas yang mau bekerjasama dengan Pemerintah untuk melihat prospek yang lebih menguntungkan kedepannya karena dengan adanya pembangunan smelter diyakini bahwa multiflyer effect dari pertambangan akan terwujud dan akan memberikan dampak ekonomi yang jelas bagi daerah sekitar. (Rinahand)
sumber:
Pabrik yang direncanakan memiliki kapasitas 2 x 33 MVA dengan jumlah bijih nikel yang dibutuhkan sekitar 1.200.000 WMT untuk tahap I akan menghasilkan 110.000MT Feronikel dan 400.000 MT Slag yang mana bijih nikel di dapat dari IUP OP di wilayah Halmahera Selatan dan Sulawesi, pabrik ini membutuhkan tenaga listrik sebesar 120.000 MVA dari PLN dan 400.000 MT batubara yang berasal dari IUP OP di Kalimantan Selatan. Dalam sambutannya Bapak Wamen ESDM menekankan bahwa pengusaha yang berusaha membangun smelter sebelum tahun 2014 ini adalah pengusaha-pengusaha cerdas yang mau bekerjasama dengan Pemerintah untuk melihat prospek yang lebih menguntungkan kedepannya karena dengan adanya pembangunan smelter diyakini bahwa multiflyer effect dari pertambangan akan terwujud dan akan memberikan dampak ekonomi yang jelas bagi daerah sekitar. (Rinahand)