Lokakarya Teknologi Alternatif Merkuri Blacksmith Institute

Blacksmith Institute Indonesia, suatu LSM yang fokus pada penanganan merkuri dalam pertambangan emas rakyat, mengadakan lokakarya nasional pada tanggal 
28 Februari-1 Maret 2013 di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Pokok-pokok kesimpulan lokakarya tersebut sebagai berikut.

  1. Tema dari Lokakarya Nasional 2 adalah “Pelatihan dan Alih Teknologi Penggunaan Merkuri pada Pertambangan Emas Rakyat dan Skala Kecil di Indonesia”, kerjasama antara Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Blacksmith Institute Indonesia, Yayasan Tambuhak Sinta, United Nations Environment Programme (UNEP), United States Environmental Protection Agency (US EPA), dan International Research Centre for Management of Degraded Mining Lands (IRC-MEDMIND).

  2. Instansi yang menghadiri lokakarya ini antara lain KLH, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Kesehatan, Pusdiklat Mineral dan Batubara, Puslitbang Tekmira, Dinas Pertambangan dan Energi dan Badan Lingkungan Hidup Kab. Katingan, Dinas Pertambangan dan Energi dan Badan Lingkungan Hidup Prov. Kalimantan Tengah, Dinas serta beberapa lembaga swadaya masyarakat.

  3. Lokakarya berlangsung dua hari dengan kegiatan sebagai berikut.

    1. Hari pertama

      • Kunjungan lapangan ke toko-toko emas yang  menggunakan alat penangkap merkuri (kondensor) dalam proses pengolahan emas yang merupakan binaan Yayasan Tambuhak Sinta.

      • Kunjungan lapangan ke lokasi penambangan emas dan zirkon oleh rakyat di Kereng Pangi.

    2. Hari kedua diisi dengan paparan dan diskusi dari beberapa instansi terkait kebijakan dan pengelolaan pertambangan emas rakyat/skala kecil. Paparan yang disampaikan adalah sebagai berikut.

      • KLH: Highlight INC-5 Geneva dan dampaknya bagi ASGM di Indonesia.

      • Ditjen Minerba-KESDM: Pengembangan Rencana Aksi Nasional Penghapusan Penggunaan Merkuri Pada Pertambangan Emas Skala Kecil.

      • Yayasan Tambuhak Sinta: Laporan Akhir Kegiatan Lapangan “Mencegah Pelepasan Emisi Raksa dari Kegiatan Tambang Tradisional”.

      • Blacksmith Institute: Laporan Akhir “Pelatihan dan Alih Teknologi Penggunaan Merkuri pada Pertambangan Emas Rakyat dan Skala Kecil di Indonesia”.

      • IRC-MEDMIND: Berbagi informasi: ASGM Project di Nusa Tenggara Barat.

  4. Diskusi:
    • Diskusi mengenai perbedaan pendekatan dalam penanganan permasalahan pertambangan emas rakyat dan skala kecil, yaitu antara pengenalan teknologi alternatif berbasis merkuri atau non-merkuri.
    • Perlu dipertimbangkan untuk melakukan upaya rekayasa sosial sejalan dengan rekayasa teknik (misal: retort, alternatif teknologi pengolahan emas non-merkuri) dalam menangani pertambangan emas rakyat dan skala kecil.
    • Diusulkan untuk lebih memberi perhatian dalam upaya mengendalikan peredaran merkuri yang masuk secara ilegal ke Indonesia untuk menekan pertambangan emas rakyat yang menggunakan merkuri.
    • Berdasarkan pengalaman di negara lain, UNEP menekankan pentingnya formalisasi para penambang rakyat sebagai jalan terbaik menangani permasalahan pertambangan emas rakyat dan skala kecil. Formalisasi meliputi legalisasi dan pembinaan sehingga pemerintah juga dapat mendapatkan manfaat penerimaan negara dari keberadaan para penambang ini.
    • Kemajuan penetapan Wilayah Pertambangan (WP) menjadi isu yang juga dipertanyakan di dalam forum mengingat Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) merupakan bagian dari WP. (js)

sumber: