Training Workshop on Flue Gas Cleaning Technology For Coal-Fired Power Plant
Training Workshop on Flue Gas Cleaning Technology For Coal-Fired Power Plant (Teknologi Gas Buang Bersih untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap) diselenggarakan oleh CPI Yuanda Environmental Protection Engineering Company dengan disponsori Ministry of Science and Technology Republik Rakyat China pada tanggal 14 Mei – 2 Juni 2012 di Chongqing, Republik Rakyat China. Training ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dan pemahaman tentang teknologi gas buang bersih untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang menggunakan batubara khususnya bagi negara berkembang dengan menyediakan pengetahuan tentang teknologi gas buang bersih dan mendorong hubungan dan kerjasama antar negara berkembang. CPI Yuanda memiliki 5 lingkup usaha yaitu: perancangan, pengadaan dan konstruksi fasilitas Flue Gas Desulphurization (FGD), pembangunan dan pengoperasian FGD, penanganan NOx (pabrik pembuatan katalis DeNOx), pengolahan air limbah, dan perlindungan lingkungan pembangkit tenaga nuklir. Instruktur training adalah profesional dan praktisi teknologi gas buang bersih yang berasal dari CPI Yuanda. Peserta training berasal dari 7 negara yaitu: Indonesia, Filipina, Srilangka, Thailand, Vietnam, Kenya dan Ukraina. Peserta training dari Indonesia berjumlah 5 peserta yang terdiri dari: 3 peserta dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara serta 2 peserta dari Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya dan Mineral.
Materi Training
Materi program training terdiri dari: status energi dunia saat ini, regulasi perlindungan lingkungan yang berlaku di China, CO2 Capture dan penggunaannya, Flue Gas Desulphurisasi (FGD) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), pengolahan air limbah PLTU, teknologi mengontrol emisi NOx PLTU, teknologi pengumpulan debu PLTU, dan kunjungan ke PLTU yang telah menggunakan fasilitas teknologi gas buang bersih.
Pada materi pertama status energi saat ini dijelaskan status konsumsi energi primer dunia saat ini masih didominasi oleh energi fosil sebesar 84%. Sesuai data BP Energy Statistics 2011 komposisi konsumsi energi primer dunia saat ini terdiri dari: minyak 34%, batubara 30%, gas 24%, hidro 6%, nuklir 5%, dan energi terbarukan 1%. Kecenderungan ke depan komposisi konsumsi energi primer batubara akan menurun dari 30% menjadi 22% tahun 2025, gas akan meningkat menjadi 28%; sedangkan minyak tetap pada 34%. Analisis pasokan dan permintaan batubara dunia ke depan akan dipengaruhi oleh faktor: diversifikasi sumber energi, energi yang ramah lingkungan, tingkat efisiensi energi, serta permintaan batubara global.
Materi kedua regulasi perlindungan lingkungan yang berlaku di China dijelaskan tentang ketentuan ambang batas gas buang yang berasal dari pembangkit listrik tenaga batubara yaitu: kandungan Sulfur (SOx) = 50 mg/m3, Nitrogen (NOx) = 100 mg/m3, dan partikel debu = 20 mg/m3. China berusaha untuk mendorong perlindungan lingkungan dari gas buang pembangkit listrik batubara melalui: pengenaan biaya setiap kilogram gas buang (SOx 1,26 Yuan/kg, NOx 0,63 Yuan/kg, dan debu 0,275 Yuan/kg), serta mewajibkan setiap proyek baru memenuhi ketentuan dan penangguhan proyek pembangunan PLTU bila total polusi pada daerah tersebut melewati ambang batas.
Materi ketiga tentang CO2 Capture dan penggunaannya menguraikan tentang dampak dari gas rumah kaca dalam kenaikan suhu global yang menyebabkan: kenaikan permukaan laut, kekeringan sehingga berkurangnya hasil pertanian, fenomena cuaca ekstrem, dan penyebaran penyakit. Terdapat beberapa metode untuk mengurangi CO2 yaitu: melalui teknologi dekarburisasi sebelum pembakaran, teknologi pembakaran dengan oksigen murni dan teknologi dekarburisasi setelah pembakaran. Saat ini teknologi yang efisien dan paling banyak digunakan adalah tekonologi Post Combustion dengan metode absorpsi.
Materi keempat tentang Flue Gas Desulphurisasi (FGD) atau penghilangan sulfur pada gas buang pembangkit listrik batubara dijelaskan dampak negatif SOx dan teknologi menghilangkan SOx dari gas buang yang dihasilkan PLTU. Dampak negatif SOx antara lain: menyebabkan penyakit bronhitis, penyakit hati bahkan kematian serta menyebabkan hujan asam yang dapat merusak tumbuhan.
Materi kelima tentang pengolahan air limbah pada pembangkit listrik yang menguraikan tentang karakteristik air limbah dari pembangkit listrik yang secara garis besar terdiri dari 4 sumber yaitu: air dari boiler, air dari kondensat, air dari FGD, air dari cooling tower dan air yang perlu dipurifikasi untuk penambahan. Metoda yang digunakan dalam pengelolaan air limbah di pembangkit dapat dilakukan dengan metode tradisional yang terdiri dari koagulasi, flokulasi, sedimentasi dan filtrasi.. .
Materi keenam tentang teknologi mengontrol emisi NOx pada PLTU menguraikan tentang dampak membahayakan NOx terhadap manusia, menyebabkan perubahan iklim dan menghambat pertumbuhan tanaman. Teknologi mereduksi NOx dapat dilakukan dengan 3 metode yaitu: Low NOx combustion, Flue Gas DeNOx, danPlasma DeNOx..
Materi ketujuh tentang teknologi pengumpulan debu pada PLTU dijelaskan teknologi pengumpulan debu yang luas digunakan dalam pembangkit listrik yaitu: Electrostatic Precipitator (ESP) dan Fabric Filter (FF)..
Untuk semakin melengkapi materi training dilaksanakan kunjungan ke lokasi PLTU He Chuan dan Jiulong di Chongqing yang telah mengaplikasikan teknologi bersih pada gas buang yang berasal dari pembangkit listrik tenaga batubara ini serta ke pabrik pembuatan katalis SCR di Chongqing.
Tindaklanjut Training
Pada Training Workshop on Flue Gas Cleaning Technology For Coal-Fired Power Plant, Pemerintah China telah menerapkan ketentuan ambang batas gas buang yang berasal dari pembangkit listrik tenaga batubara dan memberikan sanksi maupun penangguhan pembangunan bagi pembangkit listrik pada lokasi yang tidak memenuhi.
Kapasitas terpasang pembangkit listrik thermal (batubara, minyak, dan gas) di China pada tahun 2010 adalah sebesar 709.000 MW dengan kapasitas pembangkit yang telah terpasang teknologi FGD adalah sebesar 560.000 MW yaitu 86% dari keseluruhan pembangkit listrik thermal. Sementara dibandingkan dengan Indonesia dari kapasitas terpasang pembangkit listrik thermal yang menggunakan batubara 17.480 MW, fasilitas FGD yang terpasang baru 3.770 MW atau 21%. Kondisi ini menjadi peluang bagi China untuk memberikan penawaran teknologi FGD bagi negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Peluang penawaran kerjasama teknologi FGD bagi Indonesia masih perlu dipelajari apakah dapat diaplikasikan pada pembangkit listrik tenaga batubara yang telah beroperasi maupun pada pembangunan pembangkit listrik tenaga batubara yang baru. Selain itu perlu dibandingkan dengan teknologi FGD sejenis yang telah diaplikasikan pada pembangkit listrik tenaga batubara di Indonesia.
Sumber: TIM (PS,KS,AB)