Warga Tolak Tambang Batu Bara

Warga Tolak Tambang Batu Bara

  • Tak Tergiur Ganti Rugi Tinggi
  • Berkebun Karet Lebih Sejahtera

TANJUNG, BPOST - Pertemuan koordinasi menyosialisasikan rencana pembukaan lahan tambang baru serta analisa dampak lingkungan yang digagas PT Bara Paramulia Abadi (PT BPA), di Aula Kantor Camat Muara Uya, Kamis (5/7) nyaris ricuh.

Suasana sempat memanas karena perwakilan warga dua desa dalam pertemuan secara tegas menolak adanya penambangan. Sekitar 50 perwakilan tokoh masyarakat, kepala desa dan warga Desa Santuun dan Desa Binjai Kecamatan Muara Uya, Kabupaten Tabalong, menolak dengan alasan ganti rugi tak sepadan kerusakan lingkungan yang akan ditimbulkan.

Saat ini warga merasa kebutuhan hidupnya tercukupi dengan bertani dan berkebun sehingga tidak ingin menjual lahannya. Kapolsek Muara Uya, Iptu Agus Bambang sebagai mediator pertemuan tampak berhati-hati menenangkan warga yang emosi.

Beberapa warga yang hadir meninggalkan ruangan pertemuan karena kesal. Warga menilai, pertemuan koordinasi ketigakalinya itu hanya akal-akalan pengusaha membujuk warga.

Dua kali pertemuan sebelumnya warga dengan tegas menolak segala macam rencana pemambangan di kedua desa tersebut.

Dialog dihadiri perwakilan Bapedalda Tabalong, Camat Muara Uya Husaini S, dan sejumlah perwakilan perusahaan termasuk konsultannya berlangsung alot.

"Kalau penolakan ini tak berdampak apa-apa terhadap kelanjutan rencana ini, lebih baik bubar saja. Tapi kalau membuat rencana penambangan batal, mari kita teruskan," cetus seorang warga dengan nada tinggi.

Ia menambahkan rencana pertambangan lebih banyak merusak daripada manfaatnya. "Kalau perusahaan sudah selesai nambang bisa pergi. Kami yang harus merasakan dampak sungai kering, lingkungan rusak," imbuhnya.

Penjelasan konsultan perusahaan pun sia-sia. Bahkan beberapa warga langsung memotong penjelasan konsultan tentang teknis pelaksanaan penambangan yang menjamin ramah lingkungan.

"Tidak usah menjelaskan yang teknis begitu. Kami tahu dampaknya karena di sini sudah banyak perusahaan tambang. Semua bilang memerhatikan lingkungan. Tapi bekas galian yang dulu saja sampai sekarang belum diapa-apakan," timpal warga lainnya.

sumber: