Waduk Jatiluhur Terancam Pencemaran PLT Batu Bara
Waduk Jatiluhur Terancam Pencemaran PLT Batu Bara
Suara Karya, 12 Januari 2005
PURWAKARTA (Suara Karya): Pencemaran waduk Jatiluhur di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, akan semakin parah menyusul dibangunnya pembangkit listrik tenaga PLT batu bara (power plant) milik beberapa perusahaan yang berlokasi di sekitar waduk tersebut.
Padahal, waduk Jatiluhur sebagai sumber bahan
Sedikitnya tiga perusahaan penghasil berbagai produk industri berskala besar yang berlokasi di kawasan Jatiluhur, sedang membangun power plant untuk memenuhi kebutuhan listrik mereka.
Satu di antaranya power plant milik PT Indho Barat Rayon (IBR), sudah beroperasi sejak setahun lalu. Power plant milik PT IBR dibangun di sekitar pabrik dan bahkan berada "di tengah" permukiman penduduk di Desa Cilangkap.
Sedangkan power plant lainya milik perusahaan PT Indorama Synthetice (IRS) di Desa Cibinong dan PT South Pacivic Viscose (SPV) di Desa Cicadas, masih dalam tahap pembangunan dengan tujuan yang sama. Suryadi mengatakan, abu dan gram-gram batu bara yang dihasilkan power plant tersebut akan mencemari waduk Jatiluhur, yang juga sebagai sumber air
Ia juga menyatakan PDAM Purwakarta mulai memikirkan untuk mendapatkan sumber air
Ancaman tercemar abu batu bara yang dikhawatirkan pengelola PDAM itu muncul di tengah kondisi waduk Jatiluhur yang kini telah tercemar akibat maraknya kegiatan budidaya ikan sistem kolam jaring apung di perairan waduk tersebut.
Menurut Suryadi, keadaan itu telah merepotkan PDAM, hingga harus mengeluarkan biaya cukup besar untuk proses pengolahan air sebelum didistribusikan ke masyarakat.
PDAM Purwakarta setiap bulan harus mengeluarkan biaya Rp 250 juta untuk pengolahan air
Informasi lain sebelumnya dari Antara menyebutkan, produksi ikan di sentra budidaya ikan waduk Jatiluhur, sebenarnya menurun drastis setelah ribuan kolam ikan di waduk tersebut tidak berfungsi
Pasalnya, para petani ketakutan akan terjadi arus balik air (umbalan) waduk Jatiluhur, yang sering kali mengakibatkan kematian ikan besar-besaran.
"Lebih dari separo kolam ikan tidak difungsikan, karena kekhawatiran petani akan terjadi arus balik," kata Asep, Kepala UPTD Pelelangan Ikan Dinas Perikanan Kabupaten Purwakarta beberapa waktu lalu.
Menurut Asep, di perairan waduk Jatiluhur ada sekitar 5100 petak kolam ikan mas, namun sekitar 3.000 kolam di antaranya sekarang ini tidak berfungsi. Karena banyaknya kolam ikan yang "menganggur", persediaan ikan di waduk Jatiluhur relatif sedikit.
Perairan waduk Jatiluhur merupakan sentra budidaya ikan mas sistem kolam jaring apung untuk dikirim ke kota-kota besar seperti
Akan tetapi dalam beberapa tahun terakhir, waduk Jatiluhur juga sebagai "langganan" bencana arus balik air pada musim hujan (Desember-Januari yang sering kali mengakibatkan kematian ikan secara massal.
"Dalam keadaan seperti sekarang ini (musim hujan) para petani umumnya memilih istirahat. Dinas Perikanan pun menganjurkan agar petani mengurangi penanaman ikan pada periode Desember, puncaknya musim hujan," kata Asep. sumber: