Tembaga diprediksi turun pekan ini

LONDON: Kontrak tembaga diperkirakan turun pekan ini menyusul spekulasi harga komoditas yang telah meningkat sekitar 41% pada tahun ini tidak lagi mencerminkan prospek permintaan di dunia.

Pada 22 April, Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi perekonomian dunia melambat sekitar 1,3% jauh lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi pada Januari yang masih optimistis dengan kisaran 0,5%.

Sekitar 15 orang dari 20 analis, investor, dan trader yang disurvei Bloomberg memperkirakan harga tembaga turun pada pekan ini, enam pelaku pasar di antaranya memprediksi naik, dan hanya 1 orang yang optimistis akan stabil.

Laporan RBS Global Banking & Markets menyebutkan harga tembaga akan berada di kisaran US$1,9 per ounce pada tahun ini sebagai dampak pasokan lebih tinggi dari permintaan.

Pada akhir pekan lalu, tembaga masih mencatatkan kenaikan harga di bursa New York setelah melemah dalam 4 hari sebelumnya terdorong spekulasi penurunan stok akan menyebabkan pasokan untuk pipa dan kawat akan lebih ketat.

Stok tembaga pada 24 April, menurut London Metal Exchange, turun 2,5% menjadi 429.550 per ton.

Stok komoditas itu turun dalam 10 sesi secara berturut-turut dan melemah sekitar 14% pada bulan ini.

Sementara itu, pasokan tembaga yang dimonitor Shanghai Futures Exchange pada pekan lalu turun 34% menjadi 15.051 ton.

"Penurunan stok membuat harga meningkat," kata Matthew Zeman, trader di LaSalle Futures Group di Chicago akhir pekan lalu.

Kontrak berjangka tembaga untuk pengiriman Juli tumbuh 5,9 sen atau sekitar 3% menjadi US$2,05 per pound (1 pound setara dengan 0,45 kg) di Divisi Comex New York Merchantile Exchange.

Selain itu, kenaikan harga tembaga tersebut juga terpicu oleh pelemahan dolar AS yang membuat daya tarik komoditas meningkat menyusul upaya investor melindungi asetnya dari tekanan inflasi.

sumber: