Pertambangan Sebagai Modal Dasar

Di dalam acara rapat kerja Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM) tanggal 3 Maret 2009 yang membahas tentang rencana program dan kegiatan DESDM tahun 2010 terungkap berbagai  hal penting. Di dalam kata sambutan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral menyampaikan tentang peran penting DESDM sebagai salah satu unsur pendorong di dalam pembangunan nasional, termasuk diantaranya peran DESDM di dalam penerimaan negara, investasi, pembangunan daerah, neraca perdagangan, bahan baku industri, pemenuhan kebutuhan energi domestik, serta efek berantai dari berbagai kegiatan termasuk pada ketenagakerjaan. Melalui kurva King Hubbert, dijelaskan juga bahwa era minyak bumi melimpah sudah mulai berakhir dan ke-depan berbagai energi lain baik terbarukan dan tidak terbarukan harus sudah mulai dapat mengambil alih sebagian dari kebutuhan di dalam negeri, diantaranya batubara dan panas bumi. Hal ini juga telah ditetapkan sebagai salah satu fokus program kerja DESDM sampai tahun 2014, yaitu menjamin pasokan energi dan mineral, khususnya di dalam negeri.

Pembicara dari Bappenas, yaitu Deputi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup, antara lain mengungkap tentang masih adanya berbagai tumpang tindih permasalahan lahan, khususnya terkait dengan pembangunan pertambangan. Di dalam kaitan itu disebutkan bahwa diperlukan sinergi lintas sektor agar tercapai solusi terbaik bagi bangsa. Selanjutnya di dalam paparan Sekretaris Ditjen Minerbapabum, Dr Witoro Soelarno, diungkapkan bahwa sesungguhnya kekayaan sumberdaya alam, khususnya dalam hal ini mineral dan batubara, adalah modal dasar di dalam pembangunan, yang memang memiliki masa tertentu dilihat dari sisi karakteristik sumberdaya tersebut yang memang tidak terbarukan. Namun sebagi modal dasar dimaksud agar dengan demikian akan dapat mendorong berbagai sektor lain untuk tumbuh berkelanjutan, diantaranya sektor pertanian, perhubungan, pendidikan, kesehatan, dll. Pada tahun 2020 nanti diperkirakan penduduk Indonesia akan mencapai lebih dari 280 juta jiwa, dan mereka perlu dipenuhi kebutuhan hidupnya. Maka segala pembangunan yang dilakukan sekarang adalah juga untuk secara berkelanjutan mencapai kebutuhan yang akan datang. Dengan kata lain, adalah bahwa paradigma pembangunan pertambangan sekarang adalah bagaimana membangun secara berkelanjutan. Bahan tambang sebagai modal awal boleh habis, namun muncul modal lain yang lebih hebat, termasuk modal sumberdaya manusia. Ingat bahwa banyak negara yang miskin sumberdaya alam, menjadi bangsa yang unggul secara ekonomi yang dicapai melalui kemampuan sumberdaya manusia yang mereka miliki.

(edpraso)\"Smile\"

 

 

sumber: