Pasar truk berat tumbuh dipicu permintaan sektor tambang

TANJUNG ,-  Trauma terhadap berbagai kerusakan yang terjadi di atas muka bumi Saraba Kawa ini yang ditengarai akibat adanya pertambangan batubara, membuat sekumpulan masyarakat yang berada dalam suatu wadah LSM di Tabalong berteriak lantang menentang keras segala proses dimulainya pembukaan pertambangan baru.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan truk berat yang pada Januari tercatat sebanyak 30 unit, mengalami pertumbuhan rata-rata per bulan sekitar 30% hingga Agustus lalu.

Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebanyak 126 unit, penjualan truk dengan berat kotor di atas 24 ton tersebut naik 11,28%. Pada Juli lalu, truk jenis ini untuk pertama kalinya membukukan angka penjualan tiga digit.

Ketua Umum Gaikindo Bambang Trisulo mengatakan pertumbuhan pasar jenis truk berat tersebut terutama terdorong oleh pertumbuhan permintaan oleh sektor pertambangan batu bara.

"Sekarang ini industri pertambangan di daerah Kalimantan dan kawasan timur Indonesia [KTI] se-dang booming [tumbuh]," ujarnya kepada Bisnis, kemarin.

Hal tersebut, menurut dia, disebabkan oleh faktor China sebagai salah satu penghasil utama batu-bara yang menghentikan ekspor komoditas tersebut yang pada gilirannya memacu kegiatan industri di Indonesia.

Berdasarkan catatan Bisnis, sebanyak empat investor yang menanamkan modalnya pada sektor pertambangan di wilayah Kab. Barito Utara (Barut), Kalteng segera memasuki tahap eksploitasi tambang batu bara. (Bisnis, 21 Juli).

Bupati Barut Achmad Yuliansyah mengatakan para investor tersebut mengusahakan tambang batu bara tersebar pada enam kecamatan di daerah ini.

Investor nasional itu a.l. PT Bharinto Ekatama pemegang PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara) mengusahakan tambang batu bara di wilayah Kec. Teweh Timur seluas 22.000 hektare.

Tiga perusahaan lainnya adalah pemegang izin Kuasa Pertambangan (KP) batu bara, termasuk di antaranya PT Batubara Duaribu Abadi yang memiliki areal di Kecamatan Gunung Timang.

Selain itu, China Mining Corporation (CMP) juga hampir dipastikan menyediakan investasi US$50 juta untuk kerja sama pengembangan tambang dalam di Ombilin dengan PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA)Tbk.

Direksi BUMN batu bara sendiri menyatakan masih menunggu pengajuan proposal perusahaan Cina itu hingga Oktober mendatang setelah dilakukan pembicaraan lisan dengan investor asing tersebut.

"Pengajuan tertulisnya [proposal] baru akan disampaikan secepatnya, sekitar September-Oktober ini," kata Dirut PTBA Ismet Harmaini usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VIII DPR RI beberapa waktu lalu (Bisnis, 27 Agustus)

Berdasarkan data McCloskeyAsian Coal Conference, produksi batu bara Indonesia pada 2002 tercatat 103,6 juta ton dan tahun ini diperkirakan meningkat menjadi 131,5 juta ton.

Bambang menilai permintaan terhadap jenis angkutan truk kategori V akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan industri pertambangan nasional. "Sampai China tetap menyetop ekspor batu-baranya, sampai industri kita terus tumbuh."

Mitsubishi memimpin

Data Gaikindo mengungkapkan penjualan tertinggi pada Agustus lalu tetap didominasi oleh Mitsubishi FN 527 M sebanyak 116 unit, diikuti oleh Nissan UD sebanyak 22 unit, dan Isuzu (C-Series) sebanyak 4 unit.

Secara keseluruhan, angka penjualan selama delapan bulan pertama tercatat 632 unit dengan rincian Mitsubishi FN 527 M menyumbang penjualan 497 unit atau menguasai 78,64% pangsa pasar.

Sedangkan sisanya merupakan penjualan Nissan UD sebanyak 84 unit (13,29%) serta Isuzu (C-Series) sebanyak 51 unit (8,07%).

Sementara itu, penjualan truk kategori III bulan lalu juga membukukan kenaikan 8,94% menjadi 804 unit sehingga total penjualan selama Januari - Agustus tercatat 5.708

Beberapa merek truk di kelas ini a.l. Hino dengan total penjualan 3.355 unit, Mitsubishi Cat III sebanyak 1.189 unit, Nissan UD 1.039 unit, Isuzu F Series dan L33 sebanyak 101 unit, serta Isuzu GTR23E 8 unit. (mfm)

sumber: