Meningkatkan Citra Pertambangan (1): Kerjasama Luar Negeri Salah Satu bagian penting

Selama ini ada sebagian kelompok  yang mencitrakan bahwa pertambangan adalah kegiatan yang merusak alam, sehingga tidak layak untuk dilakukan. Benarkah pendapat itu? coba kita lihat, seluruh kehidupan manusia dari alas kami sampai ujung rambut dan seluruh kebutuhan manusia tidak lepas dari hasil tambang.  Citra ini seolah-olah pelaku pertambangan adalah para perusak lingkungan. Ini pendapat yang tidak tepat, pertambangan bisa dilakukan dengan memperhatikan pengendalian lingkunga. Intinya manfaatnya diambil namun dampak negatifnya ditiadakan atau dikurangi. Untuk itu berbagai regulasi meamng sudah disiapkan. Bila yang terjadi di lapangan belum sesuai dengan harapan, maka yang perlu ditingkatkan adalah dari sisi pengawasan, pembinaan dan kerjasama lintas stakeholder, demikian yang selalu dikatakan oleh para pengambil kebijakan.

Citra pertambangan yang merusak itu bukan hanya di Indonesia, tapi juga di belahan dunia lainnya. Citra ini perlu diperbaiki dengan menunjukan bahwa pertambangan tidak melakukan kegiatan yang melanggar ketentuan di dalam pelaksanaan pertambangan yang baik dan benar (good mining practice).

Kerjasama luar negeri

Kerjasama adalah salah satu kunci yang perlu dilakuakn oleh seluruh stakeholder pertambangan, termasuk dengan masyarakat umumnya, sehingga tercipta pemahaman dan komitmen bersama terhadap pengelolaan pertambangan yang baik dan benar, demikian yang selalu dikemukan oleh Dirjen Mineral, Batubara dan Panas Bumi dalam sambutan di beberapa kesempatan.

Kerjasama luar negeri merupakan salah satukunci untuk perbaikan citra tersebut. Apalagi saat ini Indonesia sangat berkepentingan di dalam peningkatan investasi dan penerimaan negara. Melalui kerjasama ini dapat diinformasikan tentang kondisi positif yang ada bagi penanaman modal. Ada banyak kerjasama yang saat ini sedang dilakukan diantaranya dengan negara ASEAN, D-8, APEC, negara maju, dll. Untuk negara ASEAN salahsatunya adalah melalui pertemuan ASOMM atau pertemuan senior official bidang mineral negara-negara ASEAN, yang mulai tanggal 12 sampai 16 Oktober 2008 melakukan pertemuan ke-9 di Hotel Sofitel, Manila, Filipina. Pertemuan ASOMM ini juga dilaksanakan back-to-back dengan AMMIN meeting ke-2, atau pertemuan tingkat menteri bidang pertambangan dan mineral ASEAN yang akan dilaksanakan pada tempat yang sama.

Dalam waktu dekat Indonesia juga akan menyelenggarakan pertemuan Working Group Mining and Mineral (WGMM) pertama negara-negara D-8. Sebagaimana diketahui negara D-8 adalah Indonesia, Malaysia, Bangladesh, Nigeria, Iran, Turki, Mesir dan Pakistan. Pertemuan ini juga direncanakan akan diselenggarakan back-to-back dengan pertemuan tingkat menteri bidang pertambangan dan mineral di negara-negara D-8 (oleh: Edpraso, djmbp)

sumber: