KPC Masih Konsentrasi di Sangatta dan Bengalon
KPC Masih Konsentrasi di Sangatta dan Bengalon
Kaltimpost, 18 Februari 2006
ÂÂ
BAGI PT Kaltim Prima Coal (KPC) yang dikenal sebagai perusahaan tambang batu bara terbesar , penyaluran dana Community Development (Comdev) tahun 2005 masih terfokus di Sangatta dan Bengalon. Kendati demikian, ada juga kecamatan-kecamatan lain sudah ada yang tersentuh Comdev KPC, namun tidak begitu besar jika dibandingkan pada kedua kecamatan tersebut.
"Kita sangat mendukung program pemerintah Kutim, yakni pengembangan pembangunan agribisnis di masa mendatang. Namun bantuan dana Comdev KPC juga dialokasikan pada sektor lain, seperti kesehatan, pendidikan, usaha kecil menengah dan sebagainya," ungkap Wijayono Saroso, mewakili manajemen PT KPC, yang hadir dalam acara lokarya pembangunana mekanisme kerja forum MSH-CSR, di gedung Serbaguna, Kamis (16/2).
Dijelaskan Wijayono, di KPC juga memiliki konsep CSR. Salah satu alasannya adalah bisnis. Di perusahaan itu juga ada divisi Affair External and Sustainable Development (ESD) dengan visi sebagai mitra pembangunan berkelanjutan dalam meningkatkan kualitas masyarakat. Sedangkan dalam menangani masalah sosial yang terjadi di tengah masyarakat, pihaknya berorientasi pada pendekaan kemitraan, yakni perusahaan, masyarakat dan pemerintah.
"Ketiga komponen ini harus terlibat dalam memecahkan persoalan, sehingga diharapkan dapat diselesaikan dengan baik. Perusahaan juga telah memikirkan bagaimana penanganan pasca tambang batu bara nanti. Hal ini sudah dipikirkan sejak dini, agar dalam menangani berbagai hal dapat dilakukan dengan baik," tegasnya.
Sementara itu, Asisten Manager Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina Pusat Ifki Sukarya mengatakan, kebijakan BUMN untuk comdev ditangani secara langsung oleh Pertamina Pusat. Terutama untuk beasiswa pendidikan S1 (sarjana) dan untuk tingkat SD, SMP dan SMA diserahkan ke daerah. Dimana dalam perkembangannya, Pertamina tidak bisa bergerak leluasa seperti dulu. Karena sudah ada BP Migas yang mengatur masalah harga BBM. "Mengenai Comdev ini, Pertamina harus membiayai sendiri dan tidak mengambil dana dari penjualan BBM," bebernya.
Sedangkan Ketua Umum Gabungan Perusahaan Perkebunan Daerah (GPPD) Kaltim Ir Asamal Ridwan mengungkapkan, perusahaan perkebunan juga memiliki komitmen yang kuat untuk membantu masyarakat di sekitar perusahaan. Sebagai perusahaan yang berkesinambungan dan berkelanjutan, tidak mungkin akan meninggalkan masyarakat sekitar lokasi.
"Kita juga mempunyai komitmen membantu masyarakat. Namun semuanya tergantung dari masing-masing perusahaan untuk mengalokasikan dananya. Yang jelas, kami bisa membantu masyarakat dalam rekruitmen tenaga kerja lokal dan bantuan lainnya," jelasnya. sumber: