• ENGLISH
  • Minggu, 1 Juni 2025 | 8:41:53 AM

Kegiatan Sinkronisasi SIGNAS II di Nusa Dua - Bali, 22-23 Agustus 2008

Lebih dari 175 peserta menatap empat layar besar di ruang seminar Hotel Inna Putri Bali. Mereka sedang mengikuti pembukaan acara sinkronisasi SIGNAS II yang menggunakan teknologi telekonferensi. Teknologi ini memungkinkan beberapa tempat berbeda terhubung secara realtime dalam satu waktu.

Meskipun Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) berhalangan hadir membuka kegiatan, dengan teknologi telekonferensi ini Pak Purnomo Yusgiantoro tetap bisa membuka acara dari ruang Kementerian ESDM. Layar besar itu terpecah menjadi empat bagian. Masing-masing menayangkan empat tempat terpisah dalam satu waktu dan dapat saling melihat, saling mendengar. “Kita bersyukur telah memiliki teknologi secanggih ini”,  suara Pak Menteri terdengar jelas di Bali.

Pembukaan kegiatan sinkronisasi SIGNAS II ini dipandu dari Bali oleh Dirjen Minerbapabum, Bapak Bambang Setiawan.  Diikuti oleh Menteri ESDM beserta staf di Jakarta, ruang DJMBP di Jalan Supomo Jakarta, dan Pemda Provinsi NTB di Mataram. Dalam waktu yang bersamaan empat tempat yang terpisah jarak jauh ini dapat mengikuti pembukaan secara langsung.

Pelaksanaan Sinkronisasi SIGNAS II ini merupakan kelanjutan dari kegiatan SIGNAS I di Mataram bulan juni tahun 2007 lalu. Kemudian diikuti dengan workshop SIGNAS kelompok infrastruktur dan kerjasama regulasi, masih di tahun yang sama. Pada tahun 2008, SIGNAS II kembali diadakan di Bali sebagai langkah tindak lanjut dari Ditjen Minerbapabum untuk memelihara komitmen kerjasama daerah dan pusat dalam updating data spasial bidang mineral, batu bara dan panas bumi. Sebelumnya, sejak tahun 2005 Ditjen Minerbapabum telah memberikan bantuan SIG berupa hardware dan software kepada 16 provinsi.

Sambutan MESDM dengan Vindon dan Demo Integrasi

Dalam sambutannya   Menteri ESDM   menegaskan arti penting dari SIG (Sistem Informasi Geografis) bidang mineral, batu bara dan panas bumi. Sebagai subsektor yang diandalkan dalam perekonomian nasional, maka pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus menjalin komitmen kerjasama yang baik. Saat ini peristiwa tumpang tindih lahan lintas sektor sudah menggejala dan menjadi masalah besar bagi pembangunan nasional. Misalnya saja tumpang tindih antara sektor pertambangan dengan kehutanan, pertanian, dan transmigrasi. Bahkan sesama sektor pertambangan dalam hal perizinan juga tidak sepi dari masalah. Itulah sebabnya perlu pemaduan data antara pusat dan daerah untuk membantu mengambil keputusan yang lebih baik.

Menteri ESDM juga menekankan hal yang sama. Sebelum membuka kegiatan secara resmi Pak Purnomo Yusgiantoro mengatakan “Komunikasi pusat dan daerah dalam membangun sistem informasi sangat penting sekali. Karena kedepan akan lebih banyak lagi KP yang akan ditandatangi, akan lebih banyak lagi KP yang akan dieksploitasi”. Kerjasama pengelolaan data antara pusat dan daerah menjadi sorotan utama Pak Menteri. Oleh karena itu, kegiatan Sinkronisasi SIGNAS ini sangat relevan dengan tujuan nasional bidang mineral, batubara dan panas bumi.

Pada kesempatan telekonferensi tersebut, diadakan juga dialog dan demo pengoperasian SIG dari Mataram. “Saya ingin memesankan hendaknya peralatan yang telah diberikan dijaga dengan baik”, kata Pak Purnomo seraya menyampaikan rasa hormat beliau atas kinerja provinsi Nusa Tenggara Barat dalam mengoptimalkan peralatan SIG tersebut. “Sistem Informasi akan baik bila kuantitas dan kualitasnya diperbaharui dari waktu ke waktu. Jadi perlu untuk selalu mengupdate data”, tambah beliau langsung dari Jakarta.

Selanjutnya peserta Sinkronisasi SIGNAS II menyaksikan demo operasional penggunaan SIG dari Mataram dan demo sinkronisasi antara Mataram dengan server DJMBP di Jakarta. Pada demo tersebut peserta di Bali menyaksikan proses input data spasial dan a-spasial di Mataram dan langsung dikirim ke server DJMBP. ”Oke.., data sudah kami terima Pak”, konfirmasi salah seorang yang berada di ruang telekonferensi DJMBP. Berarti demo sudah berhasil. Disitulah inti dari sinkronisasi SIG. Data spasial (yang berkaitan dengan ruang) dan data a-spasial (data atribut pendukung) dapat diupdate oleh daerah dan langsung terintegrasi dengan data di pusat.

Paparan dan Bahasan Kelompok

Kegiatan yang dilaksanakan tanggal 22 – 23 Agustus ini juga mengundang berbagai pihak yang berhubungan dengan teknologi SIG yang sedang dibahas. Selepas menyaksikan demo sinkronisasi SIG Jakarta – Mataram, dihadirkan perwakilan dari Bakosurtanal, PUSDATIN ESDM, Depkominfo, dan pakar telematika Dr. Eko Indrajit.

Bakosurtanal menjelaskan Jaringan Data Spasial Nasional (JDSN) baik dari aspek konsepsi maupun aspek hukumnya. PUSTADIN ESDM memaparkan kondisi data spasial di Pusdatin ESDM, saat ini sudah ada data publik yang disimpan dalam data warehouse www2.esdm.go.id. Selanjutnya Depkominfo menjelaskan mengenai konvergensi teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Dan terakhir Dr. Eko Indrajit sebagai pakar telematika menjelaskan berbagai perkembangan pemanfaatan teknologi informasi berikut tantangan yang dihadapi baik teknis maupun non teknis. Informasi yang disampaikan keempat narasumber tersebut memberikan gambaran mengenai keterhubungan program SIGNAS ini dengan sektor lain maupun sektor pertambangan sendiri.

 Acara inti dari SIGNAS II ini adalah pembahasan pada tiga kelompok kerja yang akan membahas isu yang berkembang, kondisi saat ini, solusi atau upaya penyelesaian dan pelaksananya. Kelompok kerja yang dibentuk adalah kelompok infrastruktur, kelompok pengelolaan dan pemanfaatan data, serta kelompok kerjasama dan regulasi. Pembentukan kelompok kerja ini merupakan implementasi dari strategi Ditjen Minerbapabum dalam mengoptimalkan peran jaringan SIGNAS ini. Masing-masing kelompok telah membahas dan memberikan berbagai usulan untuk pengembangan kedepannya. Hasil pembahasan inilah yang nantinya akan ditindaklanjuti bersama.

Selain pembahasan intensif mengenai pengembangan dan pengoptimalan SIGNAS ada juga paparan dari PT. Freeport Indonesia dan Dinas Pertambangan dan Energi Kalimantan Tengah. PT. Freeport Indonesia menjelaskan penerapan teknologi informasi untuk peningkatan bisnis mereka. Sedangkan Distamben Kalimantan Tengah yang juga menjelaskan penerapan SIG di lingkungan kerja mereka.

 Pemilihan lokasi di Hotel Inna Putri Nusa Dua Bali ini benar-benar mendukung efektivitas kegiatan. Selain sarana yang baik, lingkungan di Nusa Dua juga mendukung peserta untuk mengikuti kegiatan dengan maksimal. ”Tidak ada sarana belanja yang menggoda peserta untuk keluar dari agenda”, ujar Pak Iwan, salah satu peserta dari Distamben Kabupaten Kutai Timur.

SIGNAS II di Bali ini telah memberikan oleh-oleh pencerahan bagi pelaksana di daerah dan pusat untuk bersama-sama mendukung gerakan sinkronisasi data mineral, batubara dan panas bumi. Sudah saatnya mengeliminasi ego sektoral menuju keterpaduan data untuk menunjang kemajuan dunia pertambangan nasional. Seperti yang diungkapkan oleh Menteri ESDM ”Sektor pertambangan hendaknya dikembalikan sesuai dengan UUD 45, yaitu sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”. ”Upaya SIGNAS ini merupakan langkah awal yang sangat baik, saya menudukung ini dan saya sangat menghargai upaya ini”, tambah beliau disambut tepuk tangan dari peserta di Bali dan Mataram

 Prestasi Nusa Tenggara Barat (NTB) memanfaatkan bantuan SIG yang telah dikucurkan Ditjen Minerbapabum patut diberikan apresiasi. “Harapan kita semua, selain NTB provinsi lain juga bisa menyusul”, kata Pak Bambang Setiawan saat  sesi paparan. Hasil evaluasi yang telah dilakukan, dari 16 provinsi yang telah menerima bantuan peralatan SIG tersebut, 9 provinsi telah siap sinkronisasi, 5 provinsi siap dengan beberapa pertimbangan, dan 2 provinsi perlu perhatian serius. “Semoga pada SIGNAS III nanti kita bisa berkomunikasi dengan provinsi lain”, begitu pesan Dirjen Minerbapabum tersebut saat menutup dialog (irfan/edpraso).

 

 

sumber: