Kedubes AS Diancam Dibom

Kedubes AS Diancam Dibom

Jakarta, BPost 27 Mei 2005

Sementara Brigade Istimata Internasional (BII) melalui situsnya, www2.istimata.co.nr., kemarin, mengancam meledakkan Kedubes AS di Jakarta. Kelompok Islam garis keras paling anti-AS dan Yahudi ini mengaku telah menyiapkan bahan peledak TNT seberat 150 Kg. Mereka juga akan menggunakan pelontar granat SPG 7/SPG 8.

Kapolri Jenderal Da’i Bachtiar mengakui adanya deteksi intelijen bakal ada serangan dengan sasaran Kedubes AS dan di Jakarta. Namun Da’i menolak membeberkan detail ancaman teror.

"Perkembangan terakhir, memang ada petunjuk bahwa mungkin akan melakukan penyerangan lagi. Tapi ini masih dalam analisis kita," jelas kapolri kepada pers, di Mabes Polri, kemarin.

Bocoran intelijen Polri inilah yang menjadi salah satu alasan tutupnya Kedubes dan Konjen AS diduga mengantisipasi aksi serangan bom kelompok Azahari cs. Termasuk pula ancaman serangan Brigade Istimata Internasional (BII) melalui rilisnya di internet.

Kapolri mengakui pihaknya telah memberikan informasi intelijen itu kepada Kedubes AS di Jakarta mengambil langkah-langkah agar sementara waktu tidak melakukan pelayanan.

Dan, terhitung sejak kemarin, seluruh kantor milik pemerintah AS yang ada di Indonesia ditutup sampai batas waktu yang belum ditentukan menyusul adanya ancaman. Kedubes AS juga telah mengingatkan warganya kemungkinan serangan teroris di Indonesia.

"Serangan itu bisa terjadi kapan saja dan langsung menyerang kepentingan maupun fasilitas milik AS," kata satu pejabat di Kedubes AS.

Ditambahkan Da’i, kelompok Dr Azahari dimungkinkan akan kembali melakukan serangkaian penyerangan di wilayah Indonesia, khususnya Jakarta. Indikasi ancaman penyerangan, menurut dia, tercium dari adanya komunikasi antaranggota kelompok Azahari.

"Mengenai keberadaan mereka (kelompok Azahari), sejauh ini kami belum mengetahuinya," aku kapolri.

Sehari sebelumnya, kapolri mengisyaratkan Dr Azahari dan Noordin M Topp bersama kelompoknya bersembunyi di Kalimantan Timur. Bahkan, Da’i menyebut kelompok buronan paling berbahaya ini tengah menyiapkan serangan bom di Bontang, dan sejumlah kilang-kilang minyak di daerah tersebut.

Target

Sementara itu Brigade Istimata Internasional telah membuat peta sasaran serangan di Kedubes AS. Namun, ketika situs itu dibuka, gambar atau sketsa peta sasaran sudah dihapus. Namun dalam keterangan tertulisnya, ruangan Dubes AS yang berada di tengah diplot menjadi titik sasaran aksi syuhada. Namun, ini tidak mungkin dilakukan. Serangan bisa dilaksanakan melalui pintu masuk sebelah security desk, atau lewat area parkir

Penggunaan rompi bom juga tidak mungkin dilakukan karena terdapat metal detector pada pintu masuk, dan termal detector. Sehingga cara efektif yang mungkin bisa dilakukan dengan menggunakan pelontar granat SPG7/SPG8 dengan menerobos area parkir dan meledakkannya di sisi gedung yang bersebelahan dengan ruang duta besar

Penggunaan bom syuhada bisa dilakukan bilamana digunakan bahan bakar campuran rodex dan TNT seberat 150 Kg (blasting impact mencapai lebih dari 30 meter)

Pengamat intelijen Dynno Cressbon dihubungi BPost mengatakan, kelompok yang mengatasnamakan Brigade Istimata Internasional (BII) sudah lama mengincar kantong diplomat Amerika Serikat.

Namun, sebut Dynno, meski kelompok ini sudah sudah melempar rilis melalui internet, apa yang mereka lakukan itu baru sebatas rumors.

"Dalam rumors itu banyak syarat dengan apa yang dinamakan desepsi atau penyesatan. Saya menganggap rilis ini adalah bentuk rumors yang bermaksud melakukan penyesatan terhadap sasaran utama dan sekunder. Jadi ini bagian dari perang urat syaraf," jelas dia.

Penjagaan diperketat

Menyusul adanya ancaman serangan bom, penjagaan di kantor Kedubes AS di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, diperketat. Berdasarkan pantauan BPost, satu unit mobil pengendali huru-hara Polri disiagakan di depan Kedubes AS.

Sementara puluhan polisi yang diangkut menggunakan dua truk juga disiagakan. Situasi di depan Kedubes AS sendiri tampak normal. Kedubes AS sendiri mulai kemarin telah menutup aktivitas pelayanan umum untuk sementara dengan alasan keamanan.

"Untuk sementara kami menghentikan pelayanan umum disebabkan sejumlah alasan keamanan. Tidak hanya kedutaan, beberapa kantor perwakilan kami di Surabaya, Medan dan Bali juga tutup," kata Atase Pers Kedubes AS, Max Kwak, kepada wartawan.

Sensitif

Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla dapat memahami mengapa pemerintah AS sangat reaktif menanggapi ancaman serangan bom yang bersumber dari e-mail dan telepon selular.

Menurut Kalla, penutupan sementara Kedubes dan Konjen AS adalah reaksi dari sebuah negara yang memiliki sensifitas tinggi karena pengalaman pernah mendapat teror.

Wapres membantah peristiwa ini terkait kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke AS. Kata Kalla, penutupan Kedubes dan Konjen AS sering kali dilakukan, sehingga hal ini adalah kebetulan.

"Tahun ini saja sudah tiga-empat kali terjadi, jadi kebetulan saja presiden ada di sana. Mereka memiliki sensitifitas yang khas, mereka ingin zero risk, di seluruh dunia juga begitu, di Manila, di Arab Saudi," ungkapnya.

Pengamat intelijen mencurigai, isu ancaman serangan bom oleh kelompok Dr Azahari sengaja dihembuskan AS dengan tujuan menggagalkan usaha Presiden Yudhoyono yang berusaha melobi pencabutan embargo peralatan militer AS ke Indonesia.

"Manullang menduga isu itu sudah dirancang AS dan sengaja dihembuskan ketika Presiden Yudhoyono dijadwalkan berkunjung ke negeri Presiden George W Bush itu. "Dengan menghembuskan isu itu, maka embargo senjata terhadap RI tidak akan dicabut. Itu maunya AS," tegas kepada BPost, kemarin.

Kecurigaan adanya unsur politis dibalik isu bom Azahari itu juga tampak dari pernyataan jurubicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Tjiptono. Tjiptono mengaku heran dengan hembusan isu yang terkesan tanpa sumber yang jelas tersebut.

"Kita sudah cek ke birokrasi dan BIN. Nggak ada indikasi ancaman bom," cetusnya. Dia malah mencurigai, jangan-jangan Kedubes AS ditutup atas instruksi langsung dari Washington, dan bukan berdasar masukan intelijen.

Jurubicara Deplu RI Marty Natalegawa juga menyesalkan kebijakan penutupan Kedubes dan Konsulat AS yang tak jelas alasannya itu. JBP/abs/ugi

Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Kamis (26/5), mendadak menghentikan kegiatannya sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Penutupan kedubes AS dilakukan menyusul informasi intelijen bahwa kelompok teroris akan meledakkan sejumlah fasilitas AS di Jakarta.

sumber: