Investor Islandia Tertarik Potensi Geothermal Indonesia
 Sabtu 15 September 2007
Sejumlah investor Islandia tertarik dengan potensi geothermal (panasbumi) Indonesia yang belum banyak dimanfaatkan.
Siaran pers KBRI Oslo yang diterima Sabtu (15/9) WIB mengatakan, hal itu mengemuka dalam Forum Geothermal Indonesia-Islandia yang diadakan KBRI Oslo bersama-sama dengan Kementrian Industri Islandia dan Reykjavik Energi pada 12-13 September lalu di Reykjavik, Islandia.
Dalam forum yang dibuka oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Purnomo Yusgiantoro dan Menteri Industri Islandia Ossur Skarphedinsson itu, hadir sekitar 70 orang umumnya para CEO perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di bidang geotermal dari Indonesia dan Islandia. Perusahaan-perusahaan dari Indonesia yang hadir dalam Forum antara lain Pertamina, Medco, Star Energy, Chevron Indonesia, Itochu dan lain sebagainya. Sementara dari Islandia hadir Reykjavik Energy, Lansbanki, ENEX, Century Aluminium, Reyjavik Energy Invest, Glitznir Bank dan lain sebagainya.
Pada forum tersebut muncul optimisme bahwa kerjasama di bidang geotermal antara Indonesia dan Islandia dapat ditingkatkan dalam bentuk kerjasama konkrit antara lain investasi Islandia dalam pengembangan geotermal di Indonesia.
Kesiapan para investor geotermal tersebut juga didukung penuh oleh pemerintah Islandia yang disampaikan melalui Presiden Islandia Olafur Ragnar Grimsson dan Menteri Industri Islandia Ossur Skarphedinsson dalam pertemuannya dengan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro dan Dubes RI Oslo Retno LP Marsudi di Reykjavik.
Geotermal atau panas bumi merupakan salah satu prioritas kerjasama antara Indonesia dengan Islandia. Hal ini disebabkan karena kedua negara mempunyai potensi cukup besar untuk energi yang ramah lingkungan ini. Bedanya, sekitar 72 persen dari kebutuhan listrik dan pemanas Islandia dipasok dari energi geotermal ini, sementara di Indonesia pengembangan energi tersebut baru mencapai sekitar 3 persen dari potensi yang ada.
Dari sisi potensi, Indonesia mempunyai resources panas bumi yang paling besar di dunia yaitu sekitar 40 persen. Dari resources tersebut, potensi energi yang dapat dikembangkan adalah sekitar 27.000 MW. Sementara potensi yang sudah digunakan saat ini baru sekitar 962 MW.
Pemerintah Indonesia saat ini telah membuat suatu roadmap yang menargetkan bahwa pada tahun 2025 akan dicapai pengembangan energi geotermal sekitar 9500 MW. Untuk pengembangan ini, diperlukan suatu modal dan dukungan teknis lainnya. Selama ini kerjasama yang dikembangkan antara kedua negara adalah di bidang pelatihan para ahli geotermal Indonesia di United Nations University, Reykjavik.
Selama berlangsungnya forum, telah ditandatangani MOU antara Pertamina dan Reykjavik Energi untuk pengembangan geotermal di Indonesia. Rencananya, dari forum tersebut KBRI Oslo akan mengorganisir kunjungan pebisnis geotermal Islandia pada akhir Oktober 2007, untuk menindaklanjuti pembicaraan kearah kerjasama yang lebih konkrit.
Diharapkan pada tahun 2008 sudah akan dapat dicapai kerjasama konkrit di bidang pengembangan geotermal di Indonesia, pada saat kedua negara memperingati 25 tahun hubungan diplomatiknya.
sumber: