Indika kuasai 41% saham Kideco
Kasubid Investasi dan Logistik Ditjen Geologi dan Sumber Daya Mineral M. Marpaung menuturkan dari laporan PT Kideco Jaya Agung, disebutkan bahwa Indika Group dianggap paling cocok untuk membeli saham perusahaan batu bara yang berlokasi di Kalimantan Timur tersebut.
"Hari ini [Selasa] manajemen PT Kideco Jaya Agung telah memberikan laporan resmi kepada kami," tuturnya ketika dikonfirmasikan Bisnis, Selasa.
Dia mengatakan dalam waktu dekat Ditjen Geologi dan Sumber Daya Mineral akan memproses laporan dari PT Kideco Jaya Agung dan memberikan rekomendasi kepada BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal).
"Jadi, dari BKPM nantinya akan diproses untuk perubahan akta atas kepemilikan saham. Hal ini perlu dilakukan mengingat PT Kideco Jaya Agung, kepemilikannya adalah asing," ujarnya.
Dia mengemukakan dalam laporannya, manajemen PT Kideco Jaya Agung jelas mengatakan bahwa Indika Group adalah penawar paling cocok dengan perusahaan itu.
Managing Director Indika Group Arsyad mengakui mengikuti tender akuisisi Kideco untuk kepentingan bisnis jangka panjang.
"Kami melihat batu bara merupakan bisnis yang cocok untuk jangka panjang. Tetapi kami belum tahu apakah kami menjadi pemenang," ujarnya kepada Bisnis tadi malam.
Dia mengungkapkan sebagian besar dana untuk akuisisi Kideco diperoleh dari konsorsium lembaga keuangan Inggris. Tetapi dia menolak menyebutkan berapa dana sendiri yang disuntik Indika.
Indika merupakan kelompok usaha milik konglomerat Sudwikatmono yang dikelola anaknya Agus Lasmono dan akhir-akhir ini agresif mengakuisisi sejumlah perusahaan.
Tahun lalu, kelompok itu mengakuisisi 100% saham Beyond Petroleum, Mitsui, dan Sumitomo di PT Petrokimia Nusantara Interindo (Peni) dengan dana US$50 juta. Peni dibangun dengan dana US$800 juta. Saat itu, Indika mendapatkan pendanaan dari perbankan
"Selain petrokimia yang fluktuatif, kami ingin mencari bisnis yang dapat mengimbangi. Salah satunya, batu bara," ujar Arsyad.
Salah satu anak perusahaannya, PT Indika Multimedia merupakan pemegang 14% saham PT Surya Citra Media yang memiliki stasiun televisi SCTV. Selain itu terdapat Indika Entertainment yang bergerak di bidang seni.
Sudwikatmono merupakan salah satu konglomerat yang sempat memiliki utang Rp1,8 triliun ke BPPN. Untuk melunasinya, Sudwikatmono menyerahkan saham di sejumlah perusahaan. Namun tidak diketahui nilai pengembalian utang konglomerat Orde Baru itu.
Bayar tunai
Di tempat berbeda, sumber Bisnis menjelaskan alasan dipilihnya Indika Group sebagai pemilik 41% saham PT Kideco Jaya Agung dibanding-kan kompetitornya yakni PT Marga Data Utama karena perusahaan itu membayar 41% saham secara tunai.
"Harga jual 41% saham sebesar US$149,65 juta itu bukan nilai yang kecil. Namun Indika Group mempunyai komitmen untuk melakukan pembayaran tunai atas pembelian saham itu," tuturnya ketika ditemui Bisnis kemarin.
Menurut dia, Indika Group dianggap sebagai mitra yang cocok dengan PT Kideco karena perusahaan itu memang mempunyai komitmen besar terhadap kebutuhan batu bara.
Sumber tadi menjelaskan bahwa Indika Group membutuhkan batu bara yang cukup untuk merealisasikan rencananya membangun pembangkit listrik di Jawa.
"Dari awal Indika Group agresif mendekati tim divestasi PT Kideco Jaya Agung. Indika Group meyakinkan tim bahwa mereka mempunyai banyak tenaga ahli dan mempunyai komitmen besar atas kelangsungan perusahaan."
Akan tetapi, papar sumber tadi, walaupun Indika Group mempunyai banyak tenaga ahli, tapi mereka mempunyai komitmen untuk tidak mencampuri urusan manajeman PT Kideco Jaya Agung.
Sumber Bisnis tadi mengatakan Indika Group akan konsisten memposisikan diri sebagai pemilik 41% saham PT Kideco saja, dan tidak masuk dalam kegiatan operasional perusahaan.
Sementara itu, Marpaung menginformasikan dengan disampaikannya laporan tersebut oleh manajemen perusahaan kepada pemerintah, maka perusahaan tambang batu bara ini dapat dikatakan telah menyelesaikan kewajiban divestasinya
sumber: