Daerah Mineralisasi Berdasarkan Pemutakhiran Cekungan Sedimen Indonesia
“Lokakarya Cekungan Sedimen Indonesia" yang diselenggarakan hari Selasa (19/5), bertempat di Auditorium Gedung Sekretariat Jenderal ESDM memberikan apresiasi baru dalam tuntutan data dan informasi untuk mendukung penemuan sumberdaya energi, dalam kesempatan ini berkenan hadir para peneliti sebagai panelis diantaranya Prof. Dr. R.P Koesoemadinata (Guru Besar Geologi – ITB) yang kembali mengingatkan “Konsep Cekungan” dengan teorinya “Cekungan Sedimen adalah bagian dari kerak bumi dimana lapisan-lapisan sedimen yang diendapkan ketebalannya lebih besar dari daerah sekitarnya (Koesomadinatar, 1978;2006)” dan Ir Awang Harun Satyana (BP Migas) membawakan paparan “Pemanfaatan Informasi Cekungan Indonesia dalam Lingkup Bidang Energi”.
Kegiatan yang dilatarbelakangi pemetaan geologi regional seluruh Indonesia, pemetaan gaya berat regional dan ketersediaan hasil penelitian internal terutama bidang stratigrafi dan sedimentologi. Pada umumnya cekungan minyakbumi juga merupakan cekungan batubara, tetapi tidak semua cekungan minyakbumi adalah cekungan batubara (Koesoemadinata, 1978) Menurut Menteri ESDM peta cekungan penting karena merupakan modal dalam pengembangan eksplorasi minyak dan gas bumi serta untuk kepentingan penelitian. "Saya selalu sampaikan kalau jumlah cekungan di Indonesia sekitar 60 buah, tapi mulai pagi ini angka itu sudah berubah menjadi 128 cekungan," kata Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro.Anomali gaya berat yang berkisar di atas +600 µms-2 secara umum berkaitan dengan wilayah-wilayah penghasil aneka bahan tambang/daerah mineralisasi atau memperlihatkan batuan penghasil mineral berharga (Nazhar Buyung – Badan Geologi).Peta Cekungan Sedimen Indonesia Berdasarkan Data Geologi dan Geofisika ditandatangani Menteri ESDM didampingi Sekretaris Jenderal DESDM dan Kepala Badan Geologi, sebagai tanda langkah awal pembentukan hasil akhir kegiatan berupa Atlas Cekungan Sedimen Indonesia
Rina, DJMBP
sumber: