Biodiesel Cocok Dikembangkan Sebagai Alternatif Pengganti BBM

 

Selasa, 11 Oktober 2005, 02:10 WIB
Biodiesel Cocok Dikembangkan Sebagai Alternatif Pengganti BBM

Laporan -

BOGOR, investorindonesia.com

Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) yang dilakukan pemerintah sejak 1 Oktober 2005 di saat krisis BBM memerlukan ikhtiar-ikhtiar pencarian alternatif pengganti BBM, Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (LRPI) yang berpusat di Bogor, Jawa Barat, kini telah menemukan salah satu bahan bakar alternatif dimaksud, yakni Biodiesel yang dihasilkan dari kelapa sawit.

Direktur Eksekutif LRPI, Dr Ir Didiek Hadjar Goenadi MSc APU di Bogor, Senin menjelaskan, biodiesel tersebut selain ramah lingkungan, juga harganya murah, sehingga dengan hadirnya biodiesel itu bisa dijadikan salah satu solusi mengatasi semakin langkanya minyak bumi dan harga yang semakin melambung.

"Salah satu keunggulan Indonesia adalah kemampuannya menghasilkan BBM yang bisa ditanam, yakni Biofuel. Biodiesel dan Bioetanol, kedua bahan bakar ini dihasilkan dari berbagai tanaman yang ada di Indonesia. Dengan kemampuan seperti itu, maka tidak ada alasan untuk tidak mengembangkan energi biodiesel ini," katanya.

Berkaitan dengan terus dikembangkannya biodiesel menjadi bahan bakar altenatif pengganti BBM, kata dia, pihaknya bekerjasama dengan Litbang Departemen Pertanian (Deptan), bulan lalu mengadakan "Round Table Discussion" tentang Biodiesel.

Ia mengungkapkan bahwa biodiesel ini adalah bahan bakar cair yang diformulasikan khusus untuk mesin diesel yang terbuat dari minyak nabati (bio-oil), tanpa perlu memodifikasi mesin dieselnya. Untuk pemakaian biodiesel ini, bisa pure biodiesel maupun sebagai bahan substitusi pada petrodiesel, dengan campuran antara 5 sampai 20 %.

"Berbagai kendaraan, mulai dari truk, bus, traktor, hingga mesin-mesin industri bisa menggunakan bahan bakar biodiesel ini," katanya.

Bahkan, menurut dia, sebuah mobil Toyota Innova keluaran terbaru, dengan mesin commond real-nya pun bisa menggunakannya. Salah satu mobil Toyota Innova milik para peneliti memperlihatkan bahwa sudah mampu menempuh jarak 9.195 km dengan menggunakan bahan bakar biodiesel.

Pada round table discussion lalu, tidak berbeda dengan penjelasan Diediek Hadjar Goenadi, seorang peneliti dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Tjahjono Herawan juga mengungkapkan berbagai kelebihan yang dimiliki biodiesel ini.

Menurut dia, biodiesel ini mampu mengurangi emisi CO, PM dan yang pasti bebas sulfur. Dibandingkan dengan solar, emulsi buang biodiesel ini jauh lebih bagus, dan hal ini disebabkan biodiesel tidak mempunyai sulfur dan karbon oksida.

Untuk biodiesel 100, menurut Tjahjono, 100 % ramah lingkungan. Sedangkan untuk biodiesel 10, itu tergantung pada kualitas solarnya. "Biodiesel ini sudah diujicobakan pada berbagai kendaraan. Mulai dari Panther, truk Mitsubishi, Dyna hingga Toyota Innova dengan mesin commond real-nya. Dengan kecepatan konstan, konsumsi bahan bakar biodiesel dan solar hampir sama," kata Tjahjono.

Sementara itu, Sekjen Forum Biodiesel Indonesia, Bambang Tribudiman mengungkapkan bahwa untuk masalah harga, biodiesel lebih murah dibandingkan dengan solar. Untuk harga solar industri, per liternya Rp5.300 (sebelum kenaikan BBM per 1 Oktober 2005) sedangkan untuk harga biodiesel murni, hanya Rp3.500 per liter.

Selain itu, kelebihan lainnya adalah biodiesel bisa diproduksi secara home industry, dengan menggunakan mesin esterifikasi.

Ia menambahkan, berbagai tanaman yang mengandung asam lemak seperti kelapa sawit, jarak pagar, kelapa, sirsak, srikaya dan kapuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan minyak biodiesel. (ant)

sumber: