Antam Masuk Freeport Penuh Konflik Kepentingan
Antam Masuk
Suara Karya, 31 Agustus 2005
ÂÂ
Pengamat pasar modal Jasso Winarto mengungkapkan conflict of interest tersebut bisa berupa permainan dana yang sebenarnya tidak ada, namun karena ingin menggapai sesuatu keuntungan maka pihak Antam mengambilnya dari berbagai sumber.
"Kalau memang nggak punya duit nggak usah beli, persoalan ini penuh dengan conflict of interest. Duitnya juga nggak jelas dari mana, memberikan kepercayaan kepada Bank HSBC juga merupakan masalah baru. Soalnya mampu tidak membayar dengan nilai dolar yang terus menguat," kata Jasso yang dihubungi Suara Karya, kemarin.
Jasso menambahkan, dalam posisi saham minoritas di
"Pasar sekarang itu sudah tidak bisa dibohongi lagi, mereka mampu melihat dan melakukan prediksi. Apakah rencana Antam ini murni rencana manajemen atau ada intervensi atau ada kepentingan tersembunyi," papar Jasso.
Sebelumnya, Masyarakat Profesional Madani (MPM) lewat ketuanya Ismed Hasan Putro telah mengingatkan agar Antam jangan sampai membeli 9,36 persen saham pemerintah di Freeport lewat saham bohong-bohongan atau saham "Ali Baba". Karena terbukti sudah banyak kasus pembelian saham-saham lewat modal titipan, di mana saham tersebut kemudian jatuh ke tangan pejabat negara atau kalangan di pusaran yang memiliki akses mudah ke sana. "Perilaku yang sudah lama berlangsung di Indonesia ini, tentu tidak sehat bagi pembangunan ekonomi bangsa dan kerakyatan," kata Ismed Hasan Putro.
Dikatakan oleh Ismed, agar saham tersebut tidak jatuh ke tangan "Ali Baba", maka kalau betul-betul Antam ingin mengakuisisi saham Freeport , maka pemerintah harus melakukan proteksi dengan membantu Antam dari sisi permodalan. Karena selama ini beberapa kasus di sektor pertambangan mineral dan kasus Blok Cepu, saham-saham tersebut tidak bisa sepenuhnya dinikmati oleh rakyat dan masyarakat di daerah tersebut secara murni. "Negara bisa memberdayakan Antam untuk mendapatkan saham tersebut. Ini agar saham itu murni bisa diperoleh Antam," tegas Ismed.
Saham Freeport sendiri saat ini sebanyak 9,36 persen dimiliki oleh pemerintah, 9,36 persen lagi dimiliki oleh Indocopper Investama, dan porsi terbesar berada di tangan Freeport McMoran sebesar 81,28 persen. "Sekali lagi, saham tersebut jangan sampai jatuh ke tangan yang tidak semestinya," tegas Ismed.
Corporate Secretary PT Antam Tbk Ashur Wasif mengakui kalau semua urusan yang menyangkut akuisisi saham Freeport oleh Antam telah diserahkan kepada finance advisory mereka, yaitu HSBC. Menurut dia tak mungkin HSBC mau bekerja sama dengan Antam kalau tak yakin dengan kredibilitas Antam. "Bila kami tidak ada apa-apa, tentu tak mungkin HSBC bisa bekerja sama dengan Antam," kata Ashur.
sumber: