2005, Freeport Optimistis Capai Target Produksi

Tahun ini, Freeport menargetkan memproduksi 1,5 miliar pon tembaga dan 2,9 juta troy ounce (1 troy ounce setara 30 gram) emas. Sedangkan, tahun 2004 produksi yang dicapai hanya 1,1 miliar pon tembaga dan 1,5 juta troy ounce emas. Produksi tahun 2004 menurun dari tahun 2003, karena insiden longsor di wilayah tambang terbuka Grasberg. Tahun 2003, Freeport mampu memproduksi 1,3 miliar pon tembaga dan 2,5 juta troy ounce emas.

'Tetapi, tahun depan mungkin akan turun lagi. Memang, produksi ini sangat fluktuatif. Dan, penurunan produksi yang tidak bisa dihindari, adalah kalau kendalanya itu terkait faktor alam. Di wilayah Freeport itu kita tahu curah hujannya sangat tinggi, risiko longsor sangat besar. Kalau stabilisasi di Grasberg sudah selesai tahun lalu dan sekarang, sejak April kalau tidak salah, sudah mulai ditambang,' kata Corporate Communications Manager PT Freeport Indonesia, Mindo Pangaribuan saat berdiskusi dengan jajaran redaksi Suara Pembaruan di Jakarta, Jumat (27/5).

Direktur Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Simon Felix Sembiring, be-lum lama ini mengatakan, produksi emas (dalam ore atau bijih) di Indonesia akan terus menurun mulai tahun 2005. Sebab, sejumlah perusahaan tambang seperti PT Indomuro Kencana di Kalimantan Tengah, PT Newmont Minahasa Raya di Sulawesi Utara, PT Kelian Equatorial Mining di Kalimantan Timur, serta PT Barisan Tropikal Mining di Sumatera Selatan, memasuki akhir masa produksi. Namun, Simon mengaku belum dapat merinci besarnya penurunan produksi emas, pasca penutupan operasional empat perusahaan tambang tersebut.

Berdasarkan data di Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral Departemen ESDM, tahun 2004 total produksi emas Indonesia tercatat 92,336 juta kilogram (kg). Produksi itu menurun dari tahun 2002 dan 2003, yang masing-masing mencapai 142,238 juta kg (2002) dan 141,019 juta kg (2003).

'Tapi, penurunan ini mudah-mudahan bisa ditutup dengan peningkatan produksi emas dalam konsentrat oleh Freeport dan Newmont Nusa Tenggara. Tahun ini plafon produksi Freeport 300 ribu kg per hari (emas dalam konsentrat). Jadi, mungkin ini bisa mengimbangi penurunan produksi,' kata Simon.

Selanjutnya Mindo Pangaribuan menjelaskan, longsor di Grasberg pada akhir 2003 itu cukup mempengaruhi produksi, mengingat di wilayah tambang terbuka tersebut memiliki kandungan bijih yang berkualitas bagus. Saat ini, dia memastikan, wilayah Grasberg sudah aman untuk ditambang karena proses stabilisasi telah rampung.

Di wilayah yang rawan longsor itu, telah dilengkapi dengan peralatan seismograf monitor, sehingga bila sewaktu-waktu terjadi longsor, bisa diminimalkan dampaknya.

Sejak terjadinya longsor Freeport terpaksa menghentikan produksi di wilayah itu, sampai sekitar dua pekan. Insiden longsor itu semula diyakini tidak akan mempengaruhi pencapaian target produksi tahun 2003, karena sebelum terjadi longsor, produksi Freeport tercatat telah mencapai 80 persen dari target tahun 2003, yang mencapai 1,4 miliar pon tembaga dan sekitar 2,6 juta troy ounce emas.

sumber: