16 Pabrik briket untuk IKM
16 Pabrik briket untuk IKM
Bisnis, 28 Oktober 2005
ÂÂ
Ketua Hiswana Migas Nur Adib menyatakan ke-16 pabrik itu tersebar di Sumatera, Kalimantan, Jawa,
Pembangunan masing-masing pabrik membutuhkan dana rata-rata Rp3,5 miliar yang bersumber dari anggaran Hiswana Migas, dan sebagian lainnya tengah diupayakan berasal dari pembiayaan Bank BRI.
"Diharapkan seluruh pabrik sudah dapat beroperasi mulai tahun depan," katanya kepada Bisnis, kemarin.
Adib memperkirakan pengalihan penggunaan bahan bakar minyak tanah ke briket batu bara, menyusul imbauan pemerintah tentang hal itu. Saat ini, sudah ada kecenderungan pengalihan penggunaan bahan bakar tersebut.
Di Jawa Timur misalnya, Adib menyatakan dirinya mendapatkan laporan dari kalangan penjual minyak tanah tentang menumpuknya stok minyak tanah di provinsi tersebut.
Sementara di Yogyakarta, permintaan briket meningkat seiring pengalihan penggunaan bahan bakar minyak tanah yang makin mahal, yakni dengan harga eceran tertinggi Rp3.400 per liter.
Akibatknya permintaan briket melonjak hingga 15 ton per hari, meski pasokan per hari rata-rata hanya 2 ton sehingga harganya terdongkat hingga 125%, dari sebelumnya Rp800 per kg menjadi Rp1.550-Rp2.000.
Kewalahan
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman
"Kenaikan harga BBM kali ini memang di luar perkiraan, khususnya untuk minyak tanah yang mencapai lebih dari 120%, itu berpengaruh kepada peningkatan biaya produksi," katanya.
IKM mau tidak mau harus mampu menambah modal bagi pengadaan BBM, seperti minyak tanah, serta alokasi dana lebih besar untuk distribusi sejalan peningkatan biaya transportasi.
Sementara dari Bandung, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jabar Mustopa Jamaluddin menyatakan sedikitnya 300 UKM di wilayah itu, terutama di sektor makanan dan minuman, perlu segera mengalihkan penggunaan BBM dengan energi alternatif atau alat bantu penghemat BBM agar bisa bertahan.
"Sudah saatnya UKM bidang tertentu menggunakan energi alternatif yang jauh lebih murah dan efisien, mulai dari bio diesel, batu bara hingga alat bantu penghematan energi."
Dia mengatakan KUKM yang terkait dengan pemakaian bahan bakar minyak tanah mencapai 1,2 juta unit.
Dinas KUKM Jabar akan berupaya membantu UKM mencari energi alternatif serta secara luas menyosialisasikan penggunaannya. "Langkahnya, a.l. mengidentifikasi UKM yang menggunakan BBM dan inventarisasi potensi energi alternatif yang murah dan aman."
Selain itu, mengupayakan pemberian 50 hak paten bagi usaha kecil yang mengembangkan energi alternatif dan alat bantu penghemat BBM.
Direktur CV Sinar Teknik Utama, Parikesit Wirasutisna-salah satu produsen briket batu bara-mengatakan penggunaan briket memungkinkan industri kecil menghemat 40% biaya energi ketimbang minyak tanah.
Seperti industri peternakan ayam rakyat sudah bisa dan banyak sekarang ini menggunakan briket batubara sebagai bahan bakar untuk alat pemanas atau penghangat. sumber: