Dunia Menuju Keseimbangan Baru?

Siapa sangka Amerika Serikat kampiun ekonomi dunia, terkena problem ekonomi yang demikian hebat saat ini yang dapat membawa dunia pada resesi. Inilah salah satu dampak dari globalisasi, bahwa seluruh sistem di dunia saling teli-menali sehingga apabila satu masalah terjadi akan berdampak pada yang lain. Apalagi Amerika yang dikenal sebagai motor ekonomi dunia. Beberapa pihak mengatakan bahwa kondisi ini sebetulnya sudah mulai dirasakan sejak runtuhnya kredit macet perumahan di Amerika Serikat yang dikenal dengan kasus Subprime Mortgage sejak pertengahan 2006 yang telah memberikan sentimen negatif bagi pasar modal seluruh dunia. Di sampin g itu perilaku eksekutif keuangan di Amerika Serikat juga telah memberikan sumbangan atas besarnya dampak yang terjadi saat ini.

Dampak kemerosotan ekonomi di AS diperkirakan akan merembet ke hampir seluruh dunia sebagai  konsekuensi dari  berbagai negara  yang mengikutiirama ekonomi AS. Padahal, di sisi lain sebenarnya peran AS di dalam perekonomian dunia tak lagi  sebesar tahunn1970-an. Kini produk domestik bruto AS yang telah dikoreksi dengan daya beli (purchasing power parity) tinggal 21 persen saja. Saat ini  telah muncul kekuatan baru ekonomi, seperti China dan India. Bagian lain dari dunia seperti Eropa, Brazil, Australia nampaknya juga cukup solid untuk menghadapai dampak yang akan terjadi.

Sebagai konsekuensi peristiwa yang sedang berlangsung, saaty ini dunia sedang menghadapi proses menuju keseimbangan baru dari pergeseran kekuatan ekonomi dunia. Proses ini tentu saja akan ditandai oleh penyesuaian perilaku dan tata aturan menuju mekanisme yang lebih harmoni dan berkeadilan. Pendulum sedang berayun, dan diharapkan akan membawa dampak yang positif nantiny abagi negara-negara berkembang seperti indonesia. Besarnya dampak ini terhadap Indonesia sendiri tentunya tergantung dari seberapa besar keterkaitan dengan AS. (oleh Edpraso, djmbp).

 

sumber: